Bandung, berifakta.com – Sejumlah mahasiswa semester 5 dari Program Studi Pendidikan Sistem Teknologi Informasi Universitas Pendidikan Indonesia (PSTI UPI) telah sukses meresmikan balong bibit ikan di Kolam Pemancingan Ujung Berung, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung.
Kolaborasi ini, yang merupakan bagian dari tugas mata kuliah Microteaching, melibatkan mahasiswa seperti Naufal Shidqi Purnomo, Aditya Batistuta, Ivandio Zahran Bahy, Hendra Wijaya, Farhan Badrani, dan Muhammad Iqbal Shaleh, bersama pemilik kolam, Muhammad Hadiansyah Nugraha.
Balong bibit ikan ini diinisiasi sebagai solusi untuk mengatasi masalah utama di kolam pemancingan, yaitu kurangnya tempat penampungan bibit ikan. Keadaan ini mendorong pemilik kolam untuk membeli ikan dari agen, yang pada akhirnya meningkatkan biaya operasional. Pemilihan Bandung sebagai lokasi balong didasarkan pada hubungan yang sudah terjalin antara pemilik kolam dan para mahasiswa, memungkinkan kolaborasi yang efektif dalam perencanaan dan implementasi proyek.
Meskipun mahasiswa tersebut berasal dari bidang studi Teknologi Informasi yang berbeda jauh dari perikanan, mereka memutuskan untuk mengambil inisiatif untuk mengatasi permasalahan di kolam tersebut. Dengan pengetahuan teknologi, mereka berhasil merancang dan membangun balong secara mandiri.
Baca Juga: Kesadaran Kekerasan Seksual di Kampus: Studi Kasus UPI Purwakarta
Naufal Shidqi Purnomo, ketua kelompok, menyatakan, “Awalnya kami hanya berencana untuk mendesain bentuk balong menggunakan teknologi, tapi kami akhirnya ikut terlibat dan membantu proyeknya sampai selesai. Walaupun ini tidak terkait dengan pemrograman, tapi ini adalah ilmu yang bermanfaat. Apalagi, ini bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, jadi mengapa tidak?”
Langkah pertama yang mereka ambil adalah mencari referensi gambar balong yang sudah ada melalui pencarian di Google. Setelah itu, mereka mengkombinasikan desain tersebut dengan kondisi di Kolam Pemancingan Ujung Berung. Dengan membuat sketsa desain balong menggunakan gambar di kertas dan menghasilkan gambar digital yang lebih rinci dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan bernama Stable Diffusion. Hasil gambar tersebut dikonsultasikan dengan pemilik kolam untuk mendapatkan persetujuan dan masukan.
Baca Juga: UPI Purwakarta Perkenalkan Pengaplikasian Sistem Kendali Sederhana kepada Guru dan Siswa SMK
Proses pembangunan balong melibatkan analisis kebutuhan bahan, pembelian bahan, dan pembuatan balong. Mahasiswa memastikan bahwa semua kebutuhan bahan terpenuhi sesuai dengan spesifikasi dan desain yang telah disetujui. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pembangunan balong adalah 1,5 bulan dengan biaya sekitar 3,7 juta rupiah.
Dalam acara peresmian balong ini, pemilik kolam, Hadiansyah, menyatakan bahwa balong ini akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan kolam. “Bibit ikan yang ditampung di sini nantinya akan didistribusikan untuk pembudidayaan di kolam pemancingan, sehingga dapat lebih menghemat biaya,” katanya.
Harapannya, keberhasilan kolaborasi multidisiplin ini dapat menginspirasi pihak lain untuk berkontribusi di berbagai sektor yang bermanfaat bagi masyarakat. Mahasiswa menekankan bahwa tidak ada batasan dalam berkontribusi, dan mereka berharap kerja sama ini terus membawa berkah serta mendukung pembangunan secara keseluruhan.
Kegiatan ini diharapkan bukanlah yang terakhir kali dilakukan oleh mahasiswa PSTI. Selain sebagai implementasi dari esensi merdeka belajar, mahasiswa juga terlihat lebih termotivasi selama pelaksanaan kegiatan. Hal ini kemungkinan karena mereka dapat langsung merasakan dampak teknologi informasi dan komunikasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Walaupun sekilas tidak terlihat adanya korelasi antara IT dengan balong bibit, namun hasilnya terbukti mendapat respon baik dari masyarakat.