Karawang, berifakta.com – Sepakbola Indonesia sedang berduka atas tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10). Diketahui suporter Jakmania Karawang dan elemen suporter lain yang ada di Kabupaten Karawang gelar doa bersama untuk korban yang gugur di tragedi itu.
Sebelumnya doa bersama itu dijadwalkan pada Selasa (4/10). Namun, karena saat itu kondisi cuaca sedang hujan akhirnya doa bersama itu digelar di Lapangan Basket Peruri, Teluk Jambe Timur, Karawang, Jumat (7/10) pukul 19.00 WIB.
Baca Juga: Catat! Akan Hadir Kembali Event Communication Youth Expo 2022
Ketua atau Koordinator Wilayah (Korwil) Jakmania Karawang, Radika Syahidir mengatakan, tragedi Kanjuruhan salah satu tragedi yang menyedihkan dalam olahraga sepakbola se internasional.
“Tragedi Kanjuruhan tragedi yang pilu mungkin untuk semua kalangan bahkan masyarakat dunia,” ujar Korwil Jakmania Karawang.
Baca Juga: Jokowi Desak TGIPF Investigasi Tragedi Kanjuruhan Tuntas Kurang dari Sebulan
Ia tidak menyangka tragedi itu terjadi dan menimbulkan banyak korban jiwa yang berjatuhan akibat saling berdesak-desakan karena tembakan gas air mata yang di lontarkan aparat keamanan ke dalam tribun suporter. Sehingga dunia fokusnya ke tragedi Kanjuruhan.
“Karena korban jiwa mungkin salah satu terbesar di dunia, karena kesalahan aparat keamanan ketika melakukan pencegahan sehingga sorot fokusnya adalah tragedi korban jiwa yang begitu banyak,” kata Radika.
Baca Juga: Percepatan Pertandingan Arema vs Persebaya Ditolak PT LIB, Dede Yusuf Angkat Bicara
Diketahui, data jumlah korban atas tragedi itu sejumlah 182 orang yang meninggal dan sekitar 200 orang lebih alami luka-luka. Tentunya tragedi ini kasus yang paling mengerikan di sepakbola Indonesia.
Tragedi memilukan ini disebabkan kinerja Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang sangat buruk dalam mengelola sistem sepakbola Indonesia di mulai dari PT Liga Indonesia Baru (LIB), panitia pelaksana (panpel) liga hingga prosedur aparat keamanan.
Baca Juga: Kelpin Selaku Saksi Pintu 13 Kanjuruhan Kabarnya Dapat Undangan Palsu di Mata Najwa
“Jelas federasi memiliki kebobrokan yang sangat akut, karena federasi lah yang membuat sistem berlangsungnya sepakbola di Indonesia ini dimulai dari PT Liga, panpel liga, aparat keamanan,” paparnya.
Kebanyakan orang yang berada di dalam federasi itu lebih mementingkan bisnis industrinya, sehingga melupakan kewajiban utamanya untuk menciptakan keamanan suporter dan masyarakat yang ingin menikmati pertandingan sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Presiden FIFA dan Klub Liga Luar juga Soroti Tragedi Kanjuruhan
“Kelalaian-kelalaian atau pentingnya industri bisnis sehingga ketika melupakan kenyamanan suporter hingga keselamatan suporter jadi suporter itu adalah rakyat itu sendiri,” jelasnya.
Di acara doa bersama ini, Radika juga mengundang suporter Aremania Karawang untuk memberikan semangat dan kebangkitan terhadap suporter Arema FC itu dan tetap mengawal usut tuntas terhadap tragedi itu.
Baca Juga: Viral! Video Kerusuhan Gas Air Mata, Aremania: Ada Anak Kecil Pak!
“Kalau itu jelas, karena Aremania merupakan pihak yang berduka saat ini. Kami sebagai Jakmania kami sebagai masyarakat Karawang ingin sekali untuk memberikan spirit terhadap mereka dalam hal ini ialah usut tuntas hingga selesai,” tuturnya.
Salah satu perwakilan Aremania Karawang, Mas Bas mengungkapkan, Aremania yang menjadi korban di Kanjuruhan akibat kelalaian kinerja PSSI yang menyebabkan ratusan nyawa hilang.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Jadi Pusat Perhatian Ten Hag dan Pep Guardiola
“Menurut saya pribadi mohon maaf, kejadian kemarin yang di Kanjuruhan itu mereka bukan mati Mas, tapi di bunuh Mas,” ucap Mas Bas saat berbicara mewakili Aremania digelaran doa bersama itu.
Terlihat suporter tuan rumah Persika Karawang, Brigata Laskar Jawara (BLJ), suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud dan Slemania, Brajamusti, suporter Timnas Indonesia, Squadra Sud Ultras (SSU) turut hadir digelaran acara itu.
Baca Juga: Fakta-Fakta Penyebab Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang
Korwil Jakmania Karawang itu pun menyayangi tragedi itu diakibatkan kericuhan antara suporter Aremania dengan aparat keamanan bisa terjadi dan kejadian ini menjadi yang terakhir kali.
“Tidak terjadi hal-hal yang seperti memilukan ini,” imbuhnya.
Baca Juga: Wow! Pra-Event Communication Youth Expo 2022 Pecah Abis
Radika berharap, Aremania segera mendapatkan keadilan terhadap tragedi itu dan federasi bisa memahami regulasi FIFA dan para korban yang gugur di tempatkan yang terbaik oleh tuhan. (hil/hil)