Malang, berifakta.com – Fakta-fakta terjadi penyebab tragedi kemanusiaan memakan ratusan korban jiwa usai pertandingan Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) malam hari.
Tentunya, dari kejadian ini menggemparkan sepakbola dunia yang turut ikut berduka cita atas meninggalnya korban dari suporter Aremania dan beberapa pihak kepolisian yang menjadi korban juga.
Diketahui jumlah korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang awalnya seusai pertandingan Arema FC vs Persebaya berjumlah 60 orang pada pukul 01.00 WIB, Minggu (2/10). Hingga saat ini jumlah korban terus bertambah menjadi 205 orang meninggal dunia.
Dari jumlah korban tragedi itu terdapat kurang lebih 17 anak kecil termasuk balita yang meninggal dunia di tragedi pembantaian ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan.
Baca Juga: 60 Suporter Meninggal Dunia Akibat Ricuh Laga Arema FC VS Persebaya
Salah satu Aremania di cuitan Twitter nya @RezqiWahyu_05 membeberkan kronologi menurut versinya saat tragedi itu berlangsung. Sebab ia berada salah satu di ribuan suporter Aremania yang ada di dalam Stadion.
“Yg kedua syukur alhamdulillah, sy di beri keselamatan sampai dirumah dan bisa menceritakan kronologi veri sya pribadi di sini,” tulis akun Twitter @RezqiWahyu_05, Minggu (2/10) pukul 02.25 WIB.
Baca Juga: Komdis PSSI akan Beri Sanksi Berat untuk Arema
Kick Off pertandingan Arema vs Persebaya pukul 20.00 WIB hingga babak pertama selesai berjalan aman dan tertib. Namun, di jeda pertandingan itu di sektor 12 dan 13 sempat terjadi dua sampai tiga kali kericuhan dan langsung diamankan oleh pihak keamanan.
Kemudian, tim Persebaya berhasil mencetak gol ke-3 di babak kedua. Oleh karena itu, para pemain Arema terus menggempur pertahanan lawan agar mengejar skor yang tertinggal dan suporter semakin ganas untuk melakukan psywar agar terciptanya gol.
Baca Juga: Rencana Jakmania Bertandang ke Bandung Tidak Diizinkan POLDA Jabar
“Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai supporter menontonnya,” ujarnya.
Namun sampai peluit babak kedua ditiupkan oleh wasit, Arema tidak mampu mencetak gol minimal unuk menyamakan kedudukan. Di situasi itu lah awal tragedi Kanjuruhan terjadi.
Baca Juga: Bersaing di Liga 1, Luis Milla vs Thomas Doll, Siapa Lebih Unggul?
“Hingga peluit akhir dibunyikan Arema tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan. Disinilah awal mula tragedi dimulai,” jelas salah satu Aremania itu berada di dalam Stadion Kanjuruhan.
Menurut @RezqiWahyu_05, saat para pemain dan pelatih Arema FC minta maaf ke Aremania di tribun Timur, ada seorang suporter Arema dari tribun selatan nekat masuk ke lapangan dan diikuti beberapa oknum yang ikut masuk ke Lapangan.
Baca Juga: Jadwal Persipo Purwakarta di Liga 3 Seri 1 Jawa Barat 2022
“Disisi lain, ada 1 orang supporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka,” katanya.
Semakin banyak suporter Arema yang masuk ke lapangan dari berbagai sisi tribun Stadion yang tidak terkendali dengan adanya lemparan dari bermacam benda ke arah lapangan, akhirnya para pemain langsung dikawal bergegas menuju ke Ruang ganti.
Baca Juga: Komentar Eko Maung Terkait Tiket Online Persib Jelang Big Match
“Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan,” tuturnya.
Pihak aparat pun dengan berbagai upaya untuk menahan para suporter yang turun ke lapangan, menurut ia upayanya terlihat sangat sadis dan terlihat seorang suporter di keroyok oleh aparat keamanan.
Baca Juga: FIFA Investigasi Ulah Rasisme pada Richarilson
“Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, di pentung dengan tongkat panjang, 1 suporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya,” jelasnya.
Di sinilah kedua kubu antara aparat keamanan dengan suporter semakin tidak terkendali. Akhirnya, pihak aparat beberapa kali menembakan gas air mata ke arah lapangan.
Baca Juga: 26 Ribu Tiket Siap Dijual Jelang Laga El Clasico Persib vs Persija
“Aparat menembakan beberapa kali gas air mata ke arah supporter yang ada di lapangan. Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara,” ujar @RezqiWahyu_05.
Selain itu, gas air mata juga terlihat di beberapa sudut tribun Stadion Kanjuruhan dan ada yang langsung ditembakan ke dalam tribun 10 yang di sana ada ribuan penonton. Akhirnya para suporter yang panik langsung bergegas ke luar Stadion.
Baca Juga: Venue Liga 3 di Karawang, Persika Karawang Tidak Terdaftar?
“Para supporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh di atas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar,” katanya.
Namun sayangnya dilansir dari video yang beredar di media sosial (medsos), banyak Aremania yang tidak bisa keluar Stadion akibat banyak pintu keluar tribun yang masih terkunci. Sehingga ribuan penonton itu alami sesak nafas akibat berdesakan saat mau keluar.
Baca Juga: Hasil Persib vs Barito, Maung Bandung Borong Gol 5-2
“Tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para supporter panik terkena gas air mata,” tambahnya.
Dari situlah banyak korban yang berjatuhan dan mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan mengalami luka-luka yang saat ini sedang ditangani di beberapa Rumah Sakit (RS) yang ada di Malang. (hil)