MALANG, Berifakta.com – Korea Selatan telah mencapai kemandirian industri yang signifikan, ditandai dengan laju industrialisasi yang pesat. Kemajuan tersebut tidak hanya membawa keuntungan bagi Korea Selatan, melainkan juga menimbulkan tantangan baru yang harus dihadapi oleh Korea Selatan.
Demikian pengantar yang disampaikan oleh Assoc. Prof. Sung-Young Kim, seorang ahli studi Hubungan Internasional dari Macquarie University, Australia, dalam kelas Kajian Kawasan Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kelas ini merupakan hasil kerjasama Prodi HI UMM dengan University of Auckland’s Strategic Research Institute (SRI) for Korean Studies yang turut didukung oleh Kementerian Pendidikan Republik Korea.
Dalam kelas yang bertajuk “The Economic Development of South Korea Past to the Present” ini, Sung-Young Kim mengungkapkan bahwa terdapat banyak sekali strategi yang harus dipersiapkan bagi negara-negara berkembang, terutama Indonesia, untuk menjadi negara dengan industri maju dan mandiri seperti Korea Selatan.
“Korea Selatan telah melalui perjalanan industri yang dinamis; dari imitasi menuju inovasi, dari ketergantungan menuju kemandirian. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan strategi kunci yang harus diprioritaskan oleh negara,” ungkap Kim.
Kim juga menjelaskan bahwa setelah mencapai kemajuan industrialisasi, Korea Selatan turut mengalami stagnasi ekonomi layaknya negara-negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) lainnya. Konflik geopolitik dan isu gender menjadi dua aspek yang sedang dihadapi oleh Korea Selatan.
“Tantangan-tantangan seperti memanasnya geopolitik Amerika Serikat dan Tiongkok tentu juga akan dihadapi oleh negara-negara berkembang. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia juga akan berdampak pada daya kritis masyarakat, terlebih tentang isu gender yang kini kian populer,” urai Kim.
Langkah-langkah Pemerintah Korea Selatan dalam menghadapi laju industrialisasi dapat menjadi contoh bagi Indonesia yang sedang meningkatkan investasi dan industrialisasi. “Perlu dicatat bahwa dalam fenomena ‘Keajaiban Ekonomi’ atau ‘Economic Miracle’ di Korea Selatan, negara merupakan aktor kunci dalam melakukan perubahan. Oleh karena itu, negara harus menjadi lebih proaktif dalam mengupayakan industrialisasi demi kemajuan negeri,” pungkas Kim mengakhiri. (*)