MALANG, Berifakat.com – Roda industri Korea Selatan dikuasai oleh industri teknologi seperti Samsung dan Hyundai. Pemerintah Korea Selatan melaju dari prinsip imitasi menuju inovasi. Transformasi ini didorong oleh investasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan, pendidikan berkualitas tinggi, serta kolaborasi erat antara sektor publik dan swasta. Hasilnya, Korea Selatan kini menjadi salah satu pusat inovasi teknologi terkemuka di dunia, dengan produk-produk yang mendunia dan diakui kualitasnya.
Demikian pengantar yang disampaikan oleh Assoc. Prof. Sung-Young Kim, seorang ahli studi Hubungan Internasional dari Macquarie University, Australia, dalam kelas Kajian Kawasan Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kelas ini merupakan hasil kerjasama Prodi HI UMM dengan University of Auckland’s Strategic Research Institute (SRI) for Korean Studies yang turut didukung oleh Kementerian Pendidikan Republik Korea.
Dalam kelas yang bertajuk “The Economic Development of South Korea Past to the Present” ini, Sung-Young Kim menguraikan bahwa Korea Selatan telah mengalami transformasi industri yang panjang.
“Pemerintah Korea Selatan mengejar laju era industri melalui transformasi ekonomi yang semula memegang prinsip imitasi atau meniru, menjadi mengembangkan inovasi dalam dunia teknologi,” ungkap Kim.
Menindaklanjuti percepatan industri, Korea Selatan juga meningkatkan laju ekonomi melalui investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI). Sebagai contoh, Samsung membuka pabrik di Vietnam untuk memperluas ekspansi bisnisnya.
“Hal ini dilakukan untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan daya saing produk Korea Selatan di pasar global. Selain itu, investasi asing langsung juga membantu Korea Selatan dalam memperoleh teknologi dan pengetahuan baru dari negara lain,” jelas Kim.
Selain itu, Kim juga menyoroti peran penting pendidikan dan sumber daya manusia dalam kemajuan industrialisasi Korea Selatan.
“Pemerintah Korea Selatan sangat memperhatikan kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Hal ini terbukti dari tingginya tingkat literasi dan banyaknya lulusan perguruan tinggi di Korea Selatan. Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan finansial bagi para pelajar dan mahasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri,” papar Kim.
Tidak hanya itu, Kim juga membahas tantangan yang dihadapi Korea Selatan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonominya. Pertarungan ekonomi dengan Tiongkok menjadi rintangan penting yang kini dihadapi oleh Korea Selatan. Akan tetapi, Kim merasa optimis bahwa Korea Selatan mampu melewati rintangan tersebut. “Korea Selatan memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang dan menjadi negara yang lebih maju. Dengan inovasi teknologi, investasi asing langsung, dan sumber daya manusia yang berkualitas, Korea Selatan akan mampu menghadapi tantangan global dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Kim. (*)