OPINI, Resesi ekonomi merupakan kondisi di mana perekonomian suatu negara mengalami penurunan aktivitas secara signifikan dalam jangka waktu yang lama. Resesi ekonomi, mengancam semua negara di dunia. Masyarakat mengkhawatirkan apabila resesi ekonomi ini akan terjadi di Indonesia.
Beberapa penyebab resesi adalah (1) Inflasi dan suku bunga yang terus menerus aik, sehingga menyebabkan krisis biaya hidup. (2) Invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan krisis pangan, energi, dan keuangan. (3) Terjadinya perlambatan ekonomi China yang merupakan pusat perekonomian dunia. Resesi memiliki beberapa dampak yang menghambat perekonomian.
Dampak yang pertama adalah pada bidang pemerintahan. Ketika resesi terjadi, tentunya angka pengangguran akan meningkat dan pemerintah dituntut untuk membuka lapangan kerja. Selain itu, resesi akan menyebabkan pendapatan pajak dan non pajak menjadi rendah. Hal ini, terjadi karena kondisi finansial masyarakat memburuk dan harga properti turun, sehingga, jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang masuk ke kas negara menjadi lebih sedikit.
Dampak yang kedua adalah pada bidang perusahaan. Menurunnya daya beli masyarakat yang berimbas pada penurunan pendapatan perusahaan dan mengancam arus kas, sehingga memicu suatu perusahaan mengalami kebangkrutan. Perusahaan akan memangkas biaya operasional dan menutup area bisnis yang kurang menguntungkan, sampai mengambil keputusan untuk melakukan PHK.
Baca Juga: Sri Mulyani Waspadai Terjadinya Resesi Ekonomi di Indonesia
Dampak yang ketiga yaitu terhadap para pekerja. Penutupan beberapa perusahaan menyebabkan para pekerja kehilangan pekerjaannya akibat adanya PHK. Hal ini, menjadi pendorong adanya ketidakstabilan sosial, kesenjangan sosial, dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia berpotensi cukup kecil untuk mengalami resesi ekonomi pada tahun 2023. Sri Mulyani menegaskan bahwa surplus neraca perdagangan dan aktivitas manufaktur terus meningkat di Indonesia. Hal ini, akan menjadi penyelamat Indonesia dari ancaman resesi.
Baca Juga: Alibaba Group Akan Bahas Digitalisasi Perbankan di Acara FSI Cloud Summit
Perusahaan keuangan Amerika Serikat, Bloomberg, merilis lima belas negara yang berpotensi mengalami resesi. Indonesia termasuk ke dalam lima belas daftar negara yang berpotensi mengalami resesi. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bloomberg, risiko resesi yang akan dihadapi Indonesia terbilang rendah, yakni hanya 3 %.
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia menjelaskan bahwa, indikator ekonomi Indonesia seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, transaksi berjalan, neraca pembayaran Indonesia (NPI), hingga ekspor impor masih sangat baik.
Baca Juga: Kemenko Perekonomian dan KADIN Dorong UMKM Naik Kelas untuk Hadapi Resesi Ekonomi
Berdasarkan penjelasan Menteri Keuangan dan survei yang dilakukan oleh Perusahaan Keuangan Amerika Serikat, Bloomberg risiko resesi ekonomi di Indonesia sangat kecil. Selain itu, Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia juga memberi tanda bahwa belum ada tanda – tanda terjadinya resesi ekonomi di Indonesia. Akan tetapi, masyarakat harus waspada terkait ancaman resesi ekonomi yang mungkin akan terjadi di Indonesia.
Apabila terjadi resesi ekonomi di Indonesia, masyarakat harus bersiap – siap menghadapinya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi resesi yaitu, mempelajari keahlian baru, mencari penghasilan tambahan, dan meminimalisir pengeluaran yang tidak perlu.
- Mempelajari keahlian baru hendaknya harus di lakukan mengingat banyaknya PHK yang dilakukan oleh perusahaan yang bangkrut akibat resesi ekonomi.
- Mencari penghasilan tambahan, penghasilan tambahan bisa menjadi alternatif untuk menambah pendapatan di tengah resesi ekonomi.
- Meminimalisir pengeluaran yang tidak perlu, resesi ekonomi memaksa masyarakat untuk melakukan penghematan akan pembelian suatu barang dan jasa. Konsumsi barang dan jasa yang sekiranya tidak diperlukan bisa diminimalisir untuk bisa disimpan dan ditabung untuk cadangan keuangan untuk menghadapi apabila terjadi resesi ekonomi. Ketiga hal tersebut bisa dijadikan pedoman, agar masyarakat bisa menghadapi ancaman resesi ekonomi.
Penulis:
Luthfia Tsany
Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi