MALANG, Berifakta.com – Di tengah derasnya arus individualisme, pentingnya komunitas dalam kehidupan manusia kembali disorot. Menurut Prof. Chung Joon Kon, seorang senior researcher di Eurasia Foundation, komunitas bukan sekadar kumpulan individu, namun jaringan sosial yang membentuk dan mempengaruhi kehidupan kita.
Pengantar tersebut disampaikan dalam kelas Multikulturalisme di Asia yang bertajuk “Why a New Community Now? Its Necessity & Meaning”. Kelas ini merupakan hasil kolaborasi Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan Eurasia Foundation dalam rangkaian Eurasia Lecture Series.
“Selama hidupnya, seseorang bisa terlibat dalam 30-40 komunitas yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak bisa terlepas dari komunitas,” ujar Prof. Chung, menekankan bahwa kehidupan manusia dibangun melalui berbagai hubungan sosial.
Meski kini masyarakat lebih menekankan pada individualitas, bentuk-bentuk komunitas tetap bertahan, meskipun interaksi di dalamnya sering kali terasa kurang nyaman. “Untuk berkembang, kita perlu memahami kondisi dunia saat ini, di mana semua orang terhubung tanpa batasan geografis atau ekonomi. Komunitas global kini menjadi nyata, dan pemahaman komunitas harus melibatkan relasi antara waktu, tempat, dan anggota,” jelasnya.
Prof. Chung juga menyoroti fenomena di era digital ini, di mana mayoritas orang menggunakan media sosial sebagai sumber utama informasi mereka. “Sayangnya, ini sering membuat orang terjebak dalam pandangan sempit, hanya melihat sesuatu dari satu sudut pandang,” ujarnya.
Padahal, untuk benar-benar memahami sebuah komunitas, seseorang membutuhkan berbagai perspektif. Ia menekankan bahwa nilai komunitas tidak bisa dinilai dari satu aspek saja; satu komunitas mungkin unggul dalam suatu bidang namun memiliki kekurangan dalam bidang lain.
Sebagai langkah adaptif di era modern, Prof. Chung menyarankan untuk lebih terbuka terhadap berbagai pandangan dan sumber informasi. Menurutnya, sikap terbuka ini memungkinkan kita mengambil keputusan yang lebih bijak dan strategis dalam menghadapi tantangan global yang terus berubah.
“Menerima perkembangan secara menyeluruh akan membantu kita menjadi lebih adaptif menghadapi perubahan,” tutup Prof. Chung, mengingatkan pentingnya keterbukaan perspektif dalam memahami nilai dan fungsi komunitas di masa kini. (*)