MALANG, Berifakta.com – Dalam sambutannya pada Diplomacy Training for Global Partnerships Batch 2 yang digelar oleh Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (29/11), Prof. Din Syamsuddin menyoroti besarnya potensi umat Islam dalam membangun kembali peradaban global.
Menurutnya, umat Islam memiliki tanggung jawab moral untuk mengambil peran strategis dalam menyelesaikan berbagai tantangan internasional, termasuk dinamika politik di kawasan Timur Tengah yang terus memanas.
Din menjelaskan bahwa umat Islam, yang kini berjumlah 1,8 miliar jiwa, memiliki sumber daya manusia yang luar biasa besar. Berdasarkan data PEW Research Center, angka pertumbuhan pemeluk Islam terus menunjukkan peningkatan signifikan. Ia menekankan bahwa jumlah ini menjadi kekuatan potensial untuk membangun komunitas global yang berpengaruh jika didukung dengan penguatan intelektual dan solidaritas umat.
Selain itu, Din menyoroti kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh negara-negara mayoritas muslim, banyak di antaranya merupakan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Kekayaan ini, menurutnya, merupakan karunia yang seharusnya dikelola secara bijak untuk kesejahteraan umat sekaligus mendukung pembangunan global yang berkelanjutan.
“Islam pernah mengalami kejayaan di masa lalu, dan kita memiliki warisan sejarah yang kaya akan kontribusi cendekiawan serta pemikiran yang transformatif. Jika sejarah ini dijadikan pijakan, ditambah dengan kerja keras dan kesadaran intelektual umat, kebangkitan peradaban Islam bukanlah hal yang mustahil,” ujar Din.
Ia juga melihat Asia dan Afrika sebagai kawasan strategis untuk kebangkitan Islam di masa depan, dengan Indonesia berpotensi menjadi episentrum perubahan. Din menegaskan bahwa visi Indonesia Emas 2045 harus dikelola secara optimal untuk menjadikan negara ini sebagai pemimpin dunia Islam yang berkemajuan.
Din menggarisbawahi peran Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang memiliki visi global. Muhammadiyah, katanya, tidak hanya bertanggung jawab untuk mengembangkan nilai-nilai Islam di Indonesia, namun juga harus mampu menjadi pemimpin peradaban Islam di kancah internasional.
Acara pelatihan ini, menurut Din, menjadi wujud nyata dari komitmen Muhammadiyah untuk mencetak generasi dengan kapasitas diplomasi yang mumpuni, berbasis nilai-nilai Islam Berkemajuan. Dengan semangat tersebut, Muhammadiyah terus berkontribusi dalam membangun jejaring global yang transformatif, humanis, dan berorientasi pada solusi atas tantangan dunia modern. (*)