By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Berifakta.comBerifakta.com
  • News
    • Politik
    • Peristiwa
    • Pemerintah
    • Internasional
  • Regional
    • Jawa Barat
      • Cirebon
      • Indramayu
      • Purwakarta
      • Bandung Raya
    • Yogyakarta
    • Jawa Timur
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
  • Olahraga
    • Bola
    • Bulutangkis
  • Hiburan
    • Film
    • Musik
    • Seleb
  • Lifestyle
    • Health
    • Trends
  • Kolom
    • Opini
    • Khazanah
  • Job Vacancy
Cari
Health
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
Entertainment
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.
Reading: Akademisi India Refleksikan Multikulturalisme di Kelas Multikulturalisme HI UMM
Share
Sign In
Notification Show More
Latest News
Penggagas Data Desa Presisi Resmi Jadi Anggota Baru Forum Masyarakat Statistik
10 September, 2025
Perkuat Mutu dan Citra Pendidikan, PUI Cirebon Selenggarakan Workshop Strategi Marketing Sekolah
8 September, 2025
Faris dan Risma Terbitkan Buku Tangis Sunyi Palestina: Sebuah Jihad Intelektual
5 September, 2025
Menag Minta Maaf, Pengamat Pendidikan Ingatkan Tugas Negara Mengangkat Martabat Guru
5 September, 2025
Jawab Tantangan Zaman, Manajemen Reputasi Digital Wajib Dikelola
21 Agustus, 2025
Aa
Berifakta.comBerifakta.com
Aa
  • News
  • Regional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Kolom
  • Job Vacancy
Cari
  • News
    • Politik
    • Peristiwa
    • Pemerintah
    • Internasional
  • Regional
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Timur
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
  • Olahraga
    • Bola
    • Bulutangkis
  • Hiburan
    • Film
    • Musik
    • Seleb
  • Lifestyle
    • Health
    • Trends
  • Kolom
    • Opini
    • Khazanah
  • Job Vacancy
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.
Berifakta.com > News > Pendidikan > Akademisi India Refleksikan Multikulturalisme di Kelas Multikulturalisme HI UMM
Pendidikan

Akademisi India Refleksikan Multikulturalisme di Kelas Multikulturalisme HI UMM

Redaksi
Redaksi 19 November, 2024
Share
3 Min Read

MALANG, Berifakta.com – Multikulturalisme sering dianggap sebagai alat yang ampuh untuk mengatasi perbedaan budaya di Asia. Namun, Prof. Gautham Kumar Jha, Ph.D dari Jawaharlal Nehru University mempertanyakan, “Apakah kita benar-benar memahami apa yang diperlukan untuk membangun komunitas Asia yang bersatu, atau kita hanya terjebak dalam retorika?”

Dalam pandangannya, multikulturalisme memiliki sisi paradoks yang perlu dievaluasi, terutama ketika dihadapkan pada realitas ideologi dan geopolitik yang tajam di Asia. Hal tersebut disampaikan dalam kelas Multikulturalisme di Asia. Kelas ini merupakan hasil kolaborasi Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan Eurasia Foundation dalam rangkaian Eurasia Lecture Series.

Baca Juga

Perkuat Mutu dan Citra Pendidikan, PUI Cirebon Selenggarakan Workshop Strategi Marketing Sekolah
Menag Minta Maaf, Pengamat Pendidikan Ingatkan Tugas Negara Mengangkat Martabat Guru

Sebagai seorang akademisi yang mendalami kajian sosial-politik Asia, Prof. Gautham menyoroti bahwa semangat multikulturalisme sering kali berbenturan dengan kenyataan di lapangan. “Multikulturalisme adalah gagasan besar,” katanya. “amun, apakah Asia siap untuk menerima keragaman itu, atau justru menggunakan perbedaan sebagai alasan untuk menghindar dari integrasi?” tambahnya.

India, misalnya, kerap dipuji sebagai contoh “persatuan dalam keberagaman,” namun Prof. Gautham menegaskan bahwa slogan ini sering kali dipahami secara dangkal. Menurutnya, India memiliki posisi strategis untuk mempromosikan multikulturalisme, namun tantangan internal seperti ketegangan antaragama dan perbedaan etnis terus menghantui. “Bagaimana kita bisa menginspirasi kawasan lain ketika kita sendiri masih berjuang dengan persoalan identitas internal?” ujarnya mengkritisi.

Selain itu, perbedaan mendasar dalam sistem politik Asia turut memperumit upaya ini. “Demokrasi dan otoritarianisme bukan sekadar pilihan politik, mereka adalah identitas nasional,” kata Prof. Gautham, merujuk pada kontras antara India dan Tiongkok.

Ia menekankan bahwa perbedaan ideologi ini bisa jadi lebih sulit dijembatani daripada sekadar menumbuhkan toleransi budaya. “Apakah benar kita ingin menyatukan Asia di bawah payung multikulturalisme, atau justru perlu menerima bahwa perbedaan-perbedaan ini lebih cocok untuk berjalan secara paralel, bukan menyatu?” tanyanya.

Di kelas ini, Prof. Gautham juga mengkritisi pemikiran Mahatma Gandhi yang kerap dirujuk dalam diskusi multikulturalisme di India. “Gandhi berbicara tentang toleransi dan saling memahami, namun, apakah kita siap menerjemahkan toleransi itu dalam skala kawasan? Karena apa yang terjadi di India belum tentu berlaku di Asia Tenggara, atau bahkan di antara masyarakat sendiri,” paparnya.

Pandangan Prof. Gautham membuka diskusi baru: apakah Asia benar-benar dapat menyatu di bawah ideologi multikulturalisme, atau malah perlu menerima perbedaan sebagai realitas yang harus diakomodasi tanpa harus terintegrasi penuh? “Kita mungkin perlu pendekatan baru, bukan multikulturalisme yang memaksa persatuan, melainkan sebuah pluralisme yang mengakui batas-batas yang ada,” pungkasnya. (*)

Redaksi 19 November, 2024
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Share
Previous Article Meriah dan Bermakna, Begini Milad ke-44 SMK Farmasi Muhammadiyah Cirebon
Next Article Profesor Asian University Ungkap Pengaruh Globalisasi di Lanskap Multikulturalisme pada Mahasiswa HI UMM
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ikuti Kami

235.3k Followers Like
69.1k Followers Follow
11.6k Followers Pin
56.4k Followers Follow
136k Subscribers Subscribe
4.4k Followers Follow

Berita Lainnya

Penggagas Data Desa Presisi Resmi Jadi Anggota Baru Forum Masyarakat Statistik
News 10 September, 2025
Perkuat Mutu dan Citra Pendidikan, PUI Cirebon Selenggarakan Workshop Strategi Marketing Sekolah
Pendidikan 8 September, 2025
Faris dan Risma Terbitkan Buku Tangis Sunyi Palestina: Sebuah Jihad Intelektual
Khazanah 5 September, 2025
Menag Minta Maaf, Pengamat Pendidikan Ingatkan Tugas Negara Mengangkat Martabat Guru
Cirebon Pendidikan 5 September, 2025

Berita Lainnya

Pendidikan

Perkuat Mutu dan Citra Pendidikan, PUI Cirebon Selenggarakan Workshop Strategi Marketing Sekolah

8 September, 2025
CirebonPendidikan

Menag Minta Maaf, Pengamat Pendidikan Ingatkan Tugas Negara Mengangkat Martabat Guru

5 September, 2025
Pendidikan

Pelatihan Unplugged Coding Berbasis STEAM untuk Guru SD: Membuka Wawasan Baru Pembelajaran di Era Digital

15 Agustus, 2025
Pendidikan

UPI Purwakarta Kembangkan “KutaBaca”, Perpustakaan Digital Offline untuk Tingkatkan Literasi di Daerah Minim Akses Internet

5 Agustus, 2025
Show More
Berifakta.comBerifakta.com
Follow US

© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?