JAKARTA, Berifakta.com – Beredar kabar spekulasi tentang calon Menteri Keuangan yang akan dipilih Prabowo Subianto jika terpilih sebagai Presiden di Pilpres 2024. Kejutan datang ketika Sri Mulyani, Menteri Keuangan saat ini, tidak termasuk dalam daftar empat nama dari kalangan bankir yang beredar sebagai kandidat potensial.
Menteri BUMN, Erick Thohir, ikut berkomentar tentang spekulasi terkait calon Menteri Keuangan yang akan dipilih oleh Prabowo Subianto, apabila terpilih sebagai Presiden di Pilpres 2024. Erick menyebutkan empat nama yang beredar luas sebagai kandidat, salah satunya adalah Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.
Dalam wawancara yang dikutip dari detik.com, Erick Thohir menyatakan bahwa empat nama yang disebut adalah nama yang pantas dan memiliki potensi.
Baca Juga: Anomali Lonjakan Suara PSI Picu Desakan Investigasi
“Empat nama yang disebut-sebut semuanya memiliki kredibilitas yang bagus. Namun, saya tidak berposisi untuk menilai siapa yang paling pantas di antara mereka. Pastinya, ada otoritas yang lebih mengerti soal ini.” kata Erick Minggu (3/3/2024) seperti dikutip dari detik.com.
“Saya enggak tahu, mesti tanya pemerintahan ke depan. Kayaknya calonnya ada 4 deh, Pak Budi menkes (Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin), Pak Tiko (Wamen BUMN Kartiko), Pak Mahendra (Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar), Pak Royke (Direktur Utama BNI Royke Tumilaar). Ya, figur-figur yang sangat bagus menurut saya,” tambah Erick.
Spekulasi mengenai kandidat Menteri Keuangan dalam kabinet potensial Prabowo Subianto memanas dengan empat nama dari kalangan bankir muncul sebagai calon terdepan. Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan keempat kandidat memiliki kualifikasi yang mengesankan, namun keputusan akhir tergantung pada otoritas yang lebih berwenang.
Budi Gunadi Sadikin, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kesehatan, memiliki pengalaman panjang di sektor perbankan. Karirnya di dunia perbankan dimulai di PT Bank Bali Tbk dan melanjutkan perjalanan karirnya di ABN AMRO Bank Indonesia & Malaysia sebagai direktur konsumer dan perbankan komersial. Budi juga pernah berkontribusi di PT Bank Danamon Tbk dan Adira Quantum Multi Finance, sebelum akhirnya memimpin divisi micro dan retail banking di Bank Mandiri. Usai menjabat di Bank Mandiri, Budi diangkat sebagai senior advisor Menteri BUMN pada periode 2016-2017, dan karirnya mencapai puncak saat ia menjadi direktur utama di bank tersebut.
Selanjutnya, Kartika Wirjoatmodjo, atau yang akrab disapa Tiko, merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan memiliki rekam jejak yang mengesankan di Bank Mandiri, di mana ia sempat menjabat sebagai direktur utama sejak tahun 2015. Karir Tiko di Mandiri bermula pada tahun 2003 sebagai kepala departemen analisis strategi dan keuangan, dan sejak saat itu terus menanjak hingga ke posisi puncak.
Baca Juga: Anies Baswedan Serukan Tanggung Jawab Pemerintah atas Ledakan Suara PSI
Ketiga, Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dikenal sebagai ekonom yang pernah menjabat di berbagai posisi penting, termasuk sebagai wakil menteri di Kementerian Luar Negeri 2019-2022, Wakil Menteri Perdagangan 2009-2011, dan Wakil Menteri Keuangan 2011-2013. Mahendra juga pernah memimpin Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan bertugas sebagai duta besar untuk Amerika Serikat di Washington DC.
Lalu Royke Tumilaar, yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI), membawa pengalaman berharga dari Bank Mandiri sebelum memimpin BNI. Di Mandiri, Royke memegang berbagai posisi strategis, yang menunjukkan kemampuannya dalam mengelola operasi bank besar.
Laporan media Bloomberg mengindikasikan bahwa Prabowo menimbang keempat nama ini karena kemampuan mereka untuk mengamankan pendanaan demi mendukung program kampanyenya, sambil mempertahankan kehati-hatian fiskal. Kandidat yang terpilih diharapkan dapat mempertahankan disiplin fiskal untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah dan meyakinkan investor asing, serta memastikan pendanaan yang cukup untuk inisiatif Prabowo.
Bloomberg melaporkan bahwa Prabowo menimbang keempat nama ini karena mereka dianggap mampu mengamankan pendanaan untuk program kampanye Prabowo sambil menjaga kehati-hatian fiskal. Kandidat yang terpilih nantinya diharapkan dapat menjaga disiplin fiskal untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah dan meyakinkan investor asing, serta mengamankan dana yang cukup untuk rencana belanja Prabowo yang ambisius.