Bogor, berifakta.com – Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan, Laila Atika Sari (26) mahasiswi S2 yang tewas usai melakukan penelitian hingga terbakar, sempat masih berkomunikasi saat dilarikan ke rumah sakit.
“Sebetulnya, setelah berada di rumah sakit, korban itu bisa bicara, komunikasi sampai tengah malam itu. Bahkan sebelum operasi, juga masih aktif bicara,” kata Kepala Biro Komunikasi IPB Yatri Indah Kusumastuti kepada wartawan di IPB Dramaga, Senin (21/8/2023).
Yatri menuturkan, IPB belum mengetahui pasti penyebab kematian Laila. Namun Yatri menyebut, Laila menderita luka bakar 67 persen usai melakukan penelitian.
“Ini kami masih belum tahu, jadi hal ini masih harus ditelusuri penyebab sebenarnya meninggalnya. Tapi memang kalau dari sisi luka bakarnya 67 persen di sekujur tubuh,” ujarnya.
Yatri membeberkan, Laila saat meneliti sedang bersama dua rekannya. Satu tim tersebut, hendak berencana pulang lebih cepat usai penelitian.
“Sebetulnya pada awalnya jadi Laila ini bekerja dengan teman-temannya, itu sesuai dengan prosedur orang yang mendampingi di laboratorium sudah oke. Tapi ini ketika sudah hampir selesai, yang bersangkutan dan teman-temannya itu merencanakan pulang cepat, sehingga berbagi tugas untuk beres-beres. Ketika yang lainnya beres-beres di ruang yang lain, terjadilah kecelakaan ini,” jelasnya.
Yatri menambahkan, salah satu bagian dalam penelitian Laila yaitu gas yang mudah terbakar. Tim investigasi, kata Yatri, masih menyelidiki kejadian tersebut.
“Jadi salah satu bagiannya ada gas yang sebetulnya yang mudah terbakar. Tapi kalau tidak ada pemantiknya, tidak akan terbakar. Nah, ini sedang dipelajari oleh tim investigasi apa sebenarnya gitu. Jadi sampai saat ini kami belum bisa menjelaskan detail, karena menunggu tim investigasi,” imbuhnya.