Purwakarta, 4 September – Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Purwakarta menggelar webinar bertema “Critical Literacy (CL)”. Tema ini sangat relevan di era digital, di mana kemampuan menganalisis dan mengevaluasi informasi menjadi semakin penting.
Ketua pelaksana webinar, Nadia Tiara Antik Sari, menjelaskan bahwa literasi kritis lebih dari sekadar kemampuan membaca dan menulis. “Ini tentang bagaimana anak-anak dapat menganalisis dan merespons informasi secara kritis,” ungkapnya, menekankan pentingnya keterampilan ini dalam menghadapi tantangan global.
Webinar yang digelar secara hybrid ini menarik perhatian peserta dari berbagai daerah, bahkan hingga luar negeri. Materi utama disampaikan oleh Gin Gin Gustine, seorang ahli dalam Critical Literacy, bukan dalam pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak. Gin Gin menjelaskan bahwa literasi kritis dapat diajarkan melalui metode interaktif, seperti diskusi kelompok dan proyek berbasis masalah. Metode ini membantu siswa memahami konsep-konsep yang lebih kompleks sekaligus mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Wati Susanti, seorang guru bahasa Inggris di SD Labschool UPI Purwakarta, merasa terinspirasi oleh materi yang disampaikan dalam webinar tersebut. “Saya sangat antusias untuk menerapkan konsep literasi kritis dalam pengajaran saya. Ini akan membuat pembelajaran bahasa Inggris lebih bermakna bagi siswa,” ujarnya.
Baca Juga: Guru SD di Purwakarta Dibekali Pemahaman Moderasi Beragama
Sementara itu, Rahmat Agung, seorang mahasiswa asal Melbourne, Australia, turut mengapresiasi topik yang diangkat. “Materinya sangat relevan dengan studi saya di Australia,” katanya.
Nadia berharap webinar ini dapat menjadi awal dari penerapan literasi kritis di sekolah-sekolah, sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan global di masa depan.