By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Berifakta.comBerifakta.com
  • News
    • Politik
    • Peristiwa
    • Pemerintah
    • Internasional
  • Regional
    • Jawa Barat
      • Cirebon
      • Indramayu
      • Purwakarta
      • Bandung Raya
    • Yogyakarta
    • Jawa Timur
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
  • Olahraga
    • Bola
    • Bulutangkis
  • Hiburan
    • Film
    • Musik
    • Seleb
  • Lifestyle
    • Health
    • Trends
  • Kolom
    • Opini
    • Khazanah
  • Job Vacancy
Cari
Health
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
Entertainment
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.
Reading: Yogie Mochamad dan Babak Baru Kepolitikan
Share
Sign In
Notification Show More
Latest News
MI Tahfidz Alhaniif Raih Medali Perunggu di Olimpiade Bahasa Arab Nasional 2025
17 November, 2025
Bahas Multikulturalisme di Asia, Dosen HI UMM Sebut Inklusi, Integrasi Sosial, dan Dialog Antarbudaya Jadi Kunci
12 November, 2025
Prof. Changzoo Song Kupas Multikulturalisme Korea–Jepang di HI UMM: Antara Tradisi Homogen dan Tuntutan Demografi
12 November, 2025
Refleksi Sumpah Pemuda: Pemuda Purwakarta Menuju Indonesia Emas 2045
28 Oktober, 2025
Saudara Bomber Bom Bali Kupas Akar Radikalisasi dan Jalan Deradikalisasi di HI UMM: “Bukan Soal Penampilan, Melainkan Cara Pandang”
27 Oktober, 2025
Aa
Berifakta.comBerifakta.com
Aa
  • News
  • Regional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Kolom
  • Job Vacancy
Cari
  • News
    • Politik
    • Peristiwa
    • Pemerintah
    • Internasional
  • Regional
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Timur
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
  • Olahraga
    • Bola
    • Bulutangkis
  • Hiburan
    • Film
    • Musik
    • Seleb
  • Lifestyle
    • Health
    • Trends
  • Kolom
    • Opini
    • Khazanah
  • Job Vacancy
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.
Berifakta.com > Kolom > Yogie Mochamad dan Babak Baru Kepolitikan
Kolom

Yogie Mochamad dan Babak Baru Kepolitikan

Hasil-hasil penelitian berbasis temuan lapangan (field evidence) menunjukkan hasil bahwa tanpa basis data yang ajeg, aksi pembangunan berujung implikasi negatif.

Redaksi
Redaksi 17 Juni, 2023
Share
5 Min Read

Yogie Mochamad atau juga dikenal dengan panggilan “Yogie Ahmad” bukan orang baru di ranah sosio-politik Purwakarta. Ia pernah punya tapak. Diantaranya, yang sempat ter-rekam di memori publik Purwakarta, adalah bahwa ia pernah bertarung di kontestasi Pilkada Purwakarta 2008. Berpasangan dengan eks Wakil Bupati incumbent saat itu, Dudung B. Supardi. Keduanya, kala itu, punya nama koalisi : “Dugi” (Dudung – Yogie).

Di tahun 2023, ia comeback. Yogie berlabuh ke Partai Golkar. Segera setelah bergabung, ia diamanahi posisi Ketua Umum Kosgoro 57. Organisasi “old school” di tubuh Partai Golkar. Organisasi yang secara akar sejarah merupakan pendiri Golkar.

Sebagai bagian dari entitas publik Purwakarta, ada beberapa catatan penting yang saya kira perlu disematkan, yaitu pertama, bahwa Yogie bukan orang (politik) baru alias new comer. Namun, kedua, terlepas dari pengalaman politiknya, Partai Golkar Purwakarta adalah arena yang kompleks sekaligus rumit. Lebih khusus pada hiruk-pikuk konstelasi yang berkembang saat ini. Maka, menarik untuk disoal : apakah Yogie adalah energi baru yang mampu mewarnai Partai Golkar Purwakarta?

Pebisnis dan Profesional : Apakah Bisa Menjadi Pembeda?

Sepanjang jejak data dan catatan (-catatan) yang dapat diakses publik, Yogie adalah sosok pebisnis dan profesional. Ia pengusaha tambang yang telah exist puluhan tahun. Bukti konkret bahwa ia konsisten sekaligus ber-komitmen terhadap apa yang dilakoninya.

Secara jejak rekam personal, ia pun masih tanpa cela. Jauh dari olah-olah kolusi. Bersih dari skandal. Hal ini penting diposisikan sebagai petanda (signifier) kepemimpinan. Apalagi, jika orientasinya adalah ke-baru-an. Diketahui, tanpa modal moral yang memadai, sulit untuk membelah mana yang “lama” dan mana yang “baru”. Sedangkan “baru” itu sendiri lekat dengan penekanan kualitas yang lebih baik–ketimbang yang sebelumnya.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kedua modal dasar tersebut memadai bagi Yogie di ranah dinamika Golkar Purwakarta khususnya, dan ke-politik-an Kabupaten Purwakarta pada umumnya?

Baca Juga: Menakar Peluang dan Tantangan Gerakan Dakwah Bagi Generasi Milenial Pada Era Transformasi Digital

Jawabannya : tentu saja “tidak” ketika kedua modal tersebut tidak di-uji-kan di lapangan politik. Artinya, perlu ada praktek-praktek (exercise) politik ber-tendensi “baru” yang ditunjukkan Yogie. Sehingga, publik bisa ‘membaca’ sekaligus menyaksikan langsung ke-baru-an yang menjadi faktor pembeda.

Membangun Data Publik Akurat?

Purwakarta, terlepas dari banyak prestasi yang sempat didapat, diliputi banyak problematika. Jika harus disebut, salahsatunya adalah ihwal data publik yang akurat. Hingga sejauh ini, kita belum melihat semacam “big data” ber-skala kabupaten yang menjadi dasar pembangunan daerah. “Big data” yang menampilkan informasi dasar, lebih khusus terkait isu kesejahteraan rakyat Purwakarta.

Tanpa data ber-akurasi memadai, sulit bagi Kabupaten Purwakarta untuk sampai pada level sekaligus capaian yang melampaui kondisi saat ini (existing). Sebaliknya, kemungkinan terbesar adalah terciptanya kondisi status-quo berkelanjutan. Situasi yang tentu saja kontra-produktif dalam konteks pembangunan daerah Purwakarta.

Hasil-hasil penelitian berbasis temuan lapangan (field evidence) menunjukkan hasil bahwa tanpa basis data yang ajeg, aksi pembangunan berujung implikasi negatif : mulai dari misalokasi anggaran, program tidak tepat sasaran, korupsi dan pada akhirnya kegagalan pembangunan (failed develpoment) itu sendiri (Arsyad, et.al : 2019). Sjaf (2022) menegaskan pola yang bisa dipahami dalam kerangka sebab-akibat. Yaitu : data semu/tidak akurat (pseduo-data) menghasilkan pembangunan semu (pseudo-development). Seakan-akan pembangunan mencapai keberhasilan. Padahal, sesungguhnya bias atau malah gagal sama sekali.

Baca Juga: Bagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka pada Jejang Sekolah Dasar?

Tentu saja, situasi ini harus disudahi. Dan untuk menyudahinya jelas diperlukan orang dan/atau kelompok yang dalam kerangka pikir Gramsci dikenal sebagai “intelektual organik”. Atau, dalam pengertian Bourdieu, disebut “intelektual kolektif” (Sjaf, 2022).

Apakah Yogie Mochamad akan hadir secara sadar dan partisipatif dalam barisan kebaruan berkemajuan ini? Patut ditunggu. Selebihnya, adalah bergerak dan bekerja dalam barisan yang rapi, solid dan teratur.

Wallahu’alam bis showab. Di lapangan kita buktikan!

Oleh : Widdy Apriandi
(Direktur Eksekutif Lingkar Studi Pembangunan Purwakarta, saat ini dalam studi Pasca Sarjana – IPB University)

TAGGED: Golkar, Lingkar Studi Pembangunan Purwakarta, Widdy Apriandi, Yogie Mochamad
Redaksi 17 Juni, 2023
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Share
Previous Article Data Desa Presisi: Instrumen Transformasi Indonesia Dari Desa
Next Article Sosok Anies Baswedan. (tangkapan layar instagram @aniesbaswedan) Anies Baswedan Ungkap Inti Perbaikan Pendidikan: Fokus pada Guru dan Kepala Sekolah, Bukan Kurikulum
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ikuti Kami

235.3k Followers Like
69.1k Followers Follow
11.6k Followers Pin
56.4k Followers Follow
136k Subscribers Subscribe
4.4k Followers Follow

Berita Lainnya

MI Tahfidz Alhaniif Raih Medali Perunggu di Olimpiade Bahasa Arab Nasional 2025
Cirebon Pendidikan 17 November, 2025
Bahas Multikulturalisme di Asia, Dosen HI UMM Sebut Inklusi, Integrasi Sosial, dan Dialog Antarbudaya Jadi Kunci
Malang 12 November, 2025
Prof. Changzoo Song Kupas Multikulturalisme Korea–Jepang di HI UMM: Antara Tradisi Homogen dan Tuntutan Demografi
Malang 12 November, 2025
Refleksi Sumpah Pemuda: Pemuda Purwakarta Menuju Indonesia Emas 2045
Kolom 28 Oktober, 2025

Berita Lainnya

Kolom

Refleksi Sumpah Pemuda: Pemuda Purwakarta Menuju Indonesia Emas 2045

28 Oktober, 2025
Opini

Tamparan yang Mendidik: Antara Disiplin dan Sensitivitas Zaman

17 Oktober, 2025
Khazanah

Faris dan Risma Terbitkan Buku Tangis Sunyi Palestina: Sebuah Jihad Intelektual

5 September, 2025
Opini

40% APBD untuk Pegawai, Pelayanan Publik Cirebon Dipertanyakan

11 Agustus, 2025
Show More
Berifakta.comBerifakta.com
Follow US

© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?