PONOROGO, Berifakta.com – Belakangan ini Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) sedang menghadapi proses pergantian pimpinan Rektor periode 2024-2028. Pemilihan Rektor ini bertujuan untuk memilih pemimpin UMPO yang egaliter dan berkemajuan. Sebelumnya Bakal Calon Rektor UMPO telah melalui berbagai mekanisme sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Tahapan mekanisme dimulai dari proses Pendaftaran Bakal Calon, proses Pemilihan, Hingga proses Penetapan Keputusan dari PP Muhammadiyah. Prosesi pemilihan sudah berjalan pada bulan lalu, sehingga pada tanggal 1 Juni merupakan penghujung dari proses pemilihan Rektor tersebut.
Berdasarkan hasil terdiri dari pemilihan Senat Universitas Muhammadiyah Ponorogo, yaitu: Rido Kurnianto mendapat 8 suara, Sulton mendapat 7 suara, dan Happy Susanto mendapat 4 suara.
Namun hingga hari ini tanggal 4 Juni 2024 kami dari mahasiswa belum menerima informasi tentang Keputusan dan Penetapan Rektor Terpilih yang seharusnya dikeluarkan langsung oleh PP Muhammadiyah pada tanggal 1 Juni 2024 kemarin.
Menangapi situasi seperti itu, Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Arya Nur Alifian S menyampaikan bahwa hal tersebut menjadi sorotan bagi mahasiswa.
“Sehingga hal tersebut menjadi sorotan bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo karena ada yang menganjal seharusnya masa jabatan Rektor sebelumnya sampai 31 Mei 2024 malah SK Rektor diperpanjang sampai rektor definitif terpilih, maka hal tersebut ada pihak pihak yang mau merusak tatanan organisasi ini.” tegas Arya
Menurutnya, dalam Prosesi Pemilihan Rektor ini mengacu pada prinsip pemilihan yang berasaskan Good University Governance, diantaranya transparansi, kredibel, responsive, jujur, demokratis hingga inklusif.
Arya juga menyampaikan kepada PP Muhammadiyah untuk segera melanjutkan serta menyelesaikan Prosesi Pemilihan dengan Prosedur yang sudah ada.
“Maka dengan ini, saya Presiden mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo berharap kepada PP Muhammadiyah untuk melanjutkan dan mengawal Prosesi Pemilihan ini dengan Prosedur yang berlaku, karena dengan SK Perpanjangan Rektor ini akan membuat dampak kegelisahan dan menjadikan situasi tidak kondusif bagi kami.” ujar Arya (*)
menjadi sorotan mahasiswa mana? seyogyanya presma umpo tidak langsung berharap kepada majelis dikti pp muhammadiyah untuk melanjutkan dan mengawal pemilihan rektor. terkesan praktis dan kurang etis.
barangkali perkuat dulu elemen ormawa umpo, bangun aliansi untuk mendesak rektorat, perbanyak sounding dengan mahasiswa dan audiensi dengan rektorat.
menjadi sorotan mahasiswa mana? seyogyanya presma umpo tidak langsung berharap kepada majelis dikti pp muhammadiyah untuk melanjutkan dan mengawal pemilihan rektor. terkesan praktis dan kurang etis.
barangkali perkuat dulu elemen ormawa umpo, bangun aliansi untuk mendesak rektorat, perbanyak sounding dengan mahasiswa dan audiensi dengan rektorat.