JAKARTA, Berifakta.com – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) mengeluarkan arahan khusus terkait Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan datang.
Ketua Umum DPP IMM, Abdul Musawir Yahya, menekankan pentingnya menjaga kedamaian dan semangat kebersamaan dalam setiap langkah yang diambil oleh pimpinan dan kader IMM di seluruh Indonesia.
Dalam wawancara di Jakarta 20 Desember 2023, Abdul Musawir Yahya menyampaikan pesan perdamaian dan kestabilan sebagai kunci utama keberhasilan dalam pelaksanaan Pemilu.
“Kita sebagai pemuda yang memiliki peran strategis dalam membangun bangsa ini harus memastikan bahwa proses demokrasi berjalan dengan damai dan sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujar Abdul Musawir Yahya.
Ketua Umum DPP IMM menegaskan bahwa IMM sebagai organisasi mahasiswa yang berbasis Islam memiliki tanggung jawab moral untuk menciptakan suasana pemilu yang tenang dan beradab.
“Kami mengajak seluruh pimpinan dan kader IMM di seluruh Indonesia untuk tidak terlibat dalam segala bentuk tindakan provokatif, kampanye hitam, atau tindakan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” tambahnya.
Dalam arahannya, Abdul Musawir Yahya juga menyoroti pentingnya berpartisipasi secara aktif dalam proses pemilihan tanpa merugikan pihak lain.
“Mari kita tunjukkan kepada masyarakat bahwa kader IMM adalah agen perubahan yang cerdas, berkualitas, dan selalu mengutamakan nilai-nilai kebangsaan dalam setiap tindakan dan keputusan,” ungkapnya.
DPP IMM juga mengimbau seluruh kader dan pimpinan IMM di tingkat daerah untuk menjaga netralitas dan tidak terlibat dalam politik praktis yang dapat merugikan keberlangsungan Pemilu.
“Kami yakin bahwa kader IMM memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi positif dalam proses demokrasi, dan kami berharap agar kita semua dapat bersatu dalam membangun negeri ini melalui jalur yang benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku,” tandas Abdul Musawir Yahya.
Arahan Pemilu Damai dari DPP IMM diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh pimpinan dan kader IMM dalam menyongsong Pemilu yang adil, damai, dan bermartabat. (*)
