JAKARTA, Berifakta.com – Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menyatakan posisi partainya terkait rumor Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dikabarkan akan bergabung dengan Partai Golkar. Hasto menegaskan bahwa PDIP terbuka bagi siapa saja yang cocok dengan visi dan misinya, meski menyiratkan ketidakcocokan terkait permintaan perpanjangan jabatan presiden menjadi tiga periode yang tidak disetujui PDIP.
“Kami selalu terbuka bagi mereka yang sejalan dengan kami. Namun, kami tidak kompromi terhadap upaya perpanjangan masa jabatan yang bertentangan dengan prinsip kami,” ucap Hasto di Universitas Indonesia, Depok, pada Jumat (8/3/2024).
Hasto menambahkan, keputusan seseorang untuk bergabung dengan partai politik merupakan hak pribadi, namun publik dapat menilai mana yang bertindak atas dasar loyalitas dan mana yang bertindak atas dasar pragmatisme politik.
“Setiap orang bebas memilih partainya, tetapi publik tahu siapa yang benar-benar berkomitmen dengan partainya,” ujar Hasto.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan bahwa PDIP saat ini fokus pada pengawalan suara rakyat dan perbaikan demokrasi yang dianggapnya terdegradasi oleh kekuasaan politik.
“Kami fokus pada pengawalan suara rakyat dan perbaikan demokrasi, bukan pada isu-isu sampingan seperti pergantian partai oleh individu tertentu,” tutup Hasto.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menanggapi rumor tersebut dengan menyatakan bahwa Golkar terbuka untuk menerima anggota baru, termasuk tokoh sekaliber Jokowi.
“Golkar adalah partai yang terbuka. Kami siap menerima siapa saja yang ingin bergabung,” ujar Bamsoet di Kompleks Parlemen, Jakarta (8/3/2024).
Bamsoet juga menyebutkan bahwa Golkar akan menggelar musyawarah nasional (Munas) untuk memilih ketua umum baru, di mana Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang, Bahlil Lahadalia, dan dirinya sendiri dikabarkan akan menjadi kandidat.
“Kami akan segera menggelar Munas untuk memilih ketua umum baru. Ada beberapa nama yang muncul sebagai kandidat, termasuk saya,” kata Bamsoet, menambahkan bahwa suasana politik yang kondusif pasca-Pemilu 2024 akan menjadi prioritas sebelum membahas lebih lanjut tentang Munas.
Baca Juga: AHY Kebanjiran Curhat Netizen soal Mafia Tanah di Medsos
Isu tentang kemungkinan Jokowi bergabung dengan Golkar menimbulkan spekulasi di tengah dinamika politik pasca-Pemilu 2024, namun kedua partai menegaskan fokus mereka saat ini adalah pada pengawalan suara rakyat dan persiapan untuk agenda internal partai masing-masing.