Purwakarta, 4 Agustus 2025 — Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Purwakarta melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SDN 1 Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Program Studi Mekatronika Kecerdasan Buatan dan Program Studi Pendidikan Sistem dan Teknologi Informasi, dengan mengusung tema “Implementasi dan Workshop Pemanfaatan Teknologi Perpustakaan Digital Offline sebagai Solusi Akses Informasi dan Penguatan Literasi di Daerah Terbatas Internet.”
Tema tersebut mencerminkan komitmen UPI dalam mendukung pemerataan akses literasi, khususnya di wilayah yang masih menghadapi keterbatasan infrastruktur digital. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPI, sebagai bagian dari komitmen institusi untuk memperluas jangkauan pendidikan berbasis teknologi hingga ke wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Sebagai implementasi nyata dari tema tersebut, tim pelaksana menghadirkan aplikasi perpustakaan digital offline KutaBaca, yang dikembangkan secara mandiri oleh mahasiswa UPI. Aplikasi ini dirancang untuk dapat digunakan tanpa koneksi internet, sehingga sangat relevan diterapkan di lingkungan sekolah yang belum terjangkau jaringan.
Workshop Interaktif dan Respon Positif dari Siswa serta Guru

Fokus utama kegiatan ini adalah pelaksanaan workshop interaktif yang melibatkan siswa dan guru dalam pengenalan serta pemanfaatan aplikasi KutaBaca. Sebanyak 15 siswa dari kelas 4 hingga kelas 6, serta para guru wali kelas 1 hingga 6, mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Jadi Dosen UPI, Perkuat Kajian Linguistik
Sebelum workshop dimulai, siswa mengikuti sesi pre-test untuk mengukur pemahaman awal mereka terkait konsep literasi digital dan fungsi perpustakaan digital. Setelah sesi pembelajaran dan praktik berlangsung, kegiatan ditutup dengan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan yang diperoleh siswa selama kegiatan.
Setiap siswa difasilitasi dengan satu perangkat laptop untuk mencoba langsung aplikasi. Mereka dikenalkan pada berbagai fitur, seperti pencarian buku, tampilan bacaan interaktif berbentuk flipbook, hingga eksplorasi koleksi buku digital yang ramah anak. Pendekatan eksploratif ini terbukti efektif — anak-anak tampak sangat menikmati sesi praktik. Beberapa siswa bahkan dengan cepat mampu memahami dan menjelaskan ulang penggunaan aplikasi kepada teman-temannya.
Hasil post-test menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan, menjadi indikator keberhasilan metode pembelajaran interaktif dan hands-on dalam workshop ini.

Salah satu siswa kelas 5, Sirojudin, menyampaikan kesannya, “Seru banget! Aku jadi bisa baca buku digital di laptop. Gambarnya juga bagus dan bisa dibuka kayak buku beneran!”
Antusiasme serupa juga terlihat saat sesi kuis berlangsung, di mana siswa aktif bertanya dan menjawab dengan semangat. Selain itu, para guru juga dilibatkan dalam pelatihan agar dapat menggunakan aplikasi secara mandiri untuk mendukung kegiatan literasi sekolah, termasuk program pojok baca di kelas. Diskusi antara tim pengabdi dan guru pun menghasilkan berbagai ide pengembangan literasi digital yang kontekstual dan berkelanjutan.
Pendekatan Ramah Anak dan Harapan untuk Keberlanjutan
Untuk memperkuat semangat literasi di kalangan siswa, kegiatan ini juga memperkenalkan maskot “Acil” (Anak Cinta Literasi) sebagai simbol anak-anak yang gemar membaca dan mencintai ilmu pengetahuan. Maskot ini menjadi bagian dari pendekatan edukatif yang ramah anak, menjadikan teknologi yang diperkenalkan terasa lebih akrab dan menyenangkan.
Ketua pelaksana kegiatan, Bu Dewi Indriati Hadi Putri, S.T., M.T., menyampaikan bahwa teknologi seharusnya dapat menjangkau semua kalangan, termasuk mereka yang hidup di daerah dengan keterbatasan akses. “Kami ingin membuktikan bahwa teknologi tidak harus bergantung pada internet untuk bisa bermanfaat. Justru dalam keterbatasan seperti inilah, solusi yang inklusif seperti KutaBaca menjadi sangat relevan. Anak-anak dan guru di sini punya semangat belajar yang luar biasa—kami hanya membantu membuka jalannya,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, UPI Kampus Purwakarta terus menunjukkan peran aktifnya dalam menjawab tantangan pendidikan dan literasi di era digital. Diharapkan, kehadiran KutaBaca tidak hanya menjadi solusi lokal bagi SDN 1 Kutamanah, tetapi juga dapat menjadi model inspiratif bagi sekolah-sekolah lain di wilayah serupa dalam memperkuat budaya literasi berbasis teknologi yang inklusif dan merata.