LONDON, Berifakta.com – Begitu peluit akhir berbunyi di Wembley, air mata mengalir dari wajah pemain Crystal Palace. Mereka bukan sekadar menang, mereka menulis sejarah.
Kemenangan tipis 1-0 atas Manchester City pada final Piala FA 2024/2025 menjadi penebus semua kegagalan selama lebih dari satu abad. Klub yang berdiri sejak 1905 itu akhirnya mencium trofi paling prestisius di kancah sepak bola Inggris.
“Ini mimpi yang jadi kenyataan,” ujar Eberechi Eze usai laga, sambil memeluk erat trofi Piala FA.
Eberechi Eze Jadi Penentu Lewat Serangan Balik Cepat
Gol Eze di menit ke-16 menjadi penentu. Serangan balik cepat yang dirancang Daniel Munoz, dituntaskan sempurna oleh Eze yang tak terkawal di kotak penalti. Bola bersarang tanpa bisa dihentikan oleh kiper City, Stefan Ortega.
Palace memang tak mendominasi. Mereka hanya melepaskan dua tembakan tepat sasaran. Tapi satu sudah cukup untuk membuat sejarah.
Henderson Gemilang dan Momen Kontroversial VAR
Dean Henderson menjadi aktor lainnya di balik kemenangan ini. Aksinya di bawah mistar begitu krusial, terutama saat menepis penalti Omar Marmoush di babak pertama.
Momen yang paling jadi sorotan terjadi pada menit ke-24. Henderson terlihat memegang bola di luar kotak penalti saat berusaha menghalau tekanan Erling Haaland.
“Itu jelas pelanggaran. Tapi wasit bilang tidak,” kata Pep Guardiola dengan nada kecewa.
VAR menilai tidak ada pelanggaran. Keputusan ini tetap kontroversial, apalagi terjadi saat City tengah mendominasi permainan.
Statistik Dominan City Tak Membuahkan Gol
Statistik mencerminkan betapa City sangat dominan. Mereka unggul 78 persen penguasaan bola dan mencatatkan 23 tembakan, tapi nihil gol. Sementara Palace, hanya punya tujuh percobaan, tapi pulang dengan trofi.
Bahkan satu gol tambahan dari Daniel Munoz sempat membuat suporter Palace bersorak, namun dianulir karena offside.
Musim Tanpa Gelar untuk Manchester City
Suporter City harus menerima kenyataan pahit. Musim ini ditutup tanpa satu pun gelar besar. Setelah gagal di Liga Champions, hanya finis di posisi enam Liga Inggris, gugur di Carabao Cup, dan terakhir dikalahkan Palace di Piala FA.
“Musim ini jauh dari harapan. Kami harus evaluasi banyak hal,” ujar Guardiola.
Erling Haaland pun kembali jadi sorotan. Wembley seolah jadi mimpi buruk baginya. Sudah tujuh laga terakhir di stadion itu, ia tak sekali pun mencetak gol.
Palace Ukir Sejarah, City Pulang dengan Kekecewaan
Sementara itu, Crystal Palace merayakan pencapaian tertinggi mereka sepanjang sejarah klub. Gelar perdana ini tak hanya menutup musim mereka dengan gemilang, tapi juga jadi awal dari bab baru yang penuh harapan.