PURWAKARTA — Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Purwakarta menggelar pelatihan bimbingan konseling moral untuk guru-guru sekolah dasar di wilayah Selaawi, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta. Pelatihan ini bertujuan membekali para pendidik dengan kemampuan dasar konseling untuk memperkuat karakter siswa.
Bertajuk “Penguatan Karakter Anak Melalui Program Bimbingan Moral di Lingkungan Sekolah dan Keluarga”, kegiatan ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara sekolah dan orang tua. Pelatihan ini diadakan sebagai respons terhadap tantangan pendidikan masa kini yang membutuhkan pendekatan holistik dalam membentuk karakter anak.
Dosen PGSD UPI Purwakarta, Wina Mustikaati, M.Pd., tampil sebagai pemateri utama. Dalam sesinya yang berjudul “Kolaborasi Sekolah dan Keluarga sebagai Kunci Emas Berkarakter”, ia menekankan bahwa guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga pembimbing moral.
“Sebagai pendidik, kita sering lupa untuk memahami diri kita sendiri. Kita terlalu sibuk membina anak orang lain, padahal diri kita sendiri juga membutuhkan pembinaan,” ujar Wina. Pernyataannya itu memicu refleksi di kalangan peserta tentang pentingnya kesehatan mental guru sebelum membimbing orang lain.
Baca Juga : Ustadz Adi Hidayat Jadi Dosen UPI, Perkuat Kajian Linguistik
Pelatihan ini tidak hanya diisi dengan teori. Peserta juga diajak dalam praktik langsung, seperti simulasi konseling dan diskusi kelompok untuk memetakan permasalahan karakter siswa. Mereka juga menganalisis studi kasus nyata dan mencari solusi yang melibatkan peran aktif orang tua. Hal ini memperkuat pesan bahwa pembentukan karakter anak adalah tanggung jawab bersama antara guru dan keluarga.

Kegiatan ini disambut antusias oleh para guru yang sebagian besar belum pernah mendapat pelatihan khusus tentang konseling pendidikan. Mereka berharap, pelatihan ini menjadi awal dari program berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih sehat secara emosional dan moral.
Pelatihan ini menjadi pengingat bahwa pendidikan karakter bukan sekadar wacana, melainkan komitmen nyata untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter kuat.