Jakarta, berifakta.com – Forum Masyarakat Stastistik (FMS) Indonesia melantik anggota baru periode 2025-2026, Rabu (10/09), di ruang rapat Djunaedi Hadisumarto, Kantor Kementerian PPN/BAPPENAS. Prosesi pelantikan dihadiri langsung oleh Menteri PPN/BAPPENAS, Rachmat Pambudy dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti.
Dalam sambutannya, Menteri PPN/BAPPENAS, Rachmat Pambudy menekankan peran penting FMS dalam mendukung kebijakan pembangunan berbasis data. Forum ini, singgungnya, bukan hanya sekedar wadah diskusi, tetapi juga ruang kolaborasi yang menghadirkan solusi berbasis data.
“Melalui FMS, kita dapat memperkuat literasi statistik masyarakat sekaligus memastikan kebijakan pembangunan yang diambil benar-benar berlandaskan bukti dan data yang valid,” ujarnya.
PENGGAGAS DATA DESA PRESISI JADI ANGGOTA BARU FMS
Salah satu anggota baru FMS yang dilantik adalah guru besar sosiologi pembangunan desa IPB University sekaligus penggagas Data Desa Presisi, Sofyan Sjaf. Sebagai perwakilan pakar, keterlibatannya di FMS diharapkan dapat berkontribusi dalam menghadirkan produk statistik yang inklusif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia secara luas.
Ditemui langsung disela pelantikan, Sofyan menegaskan bahwa FMS pada prinsipnya berperan strategis, lebih khusus dalam relasinya dengan kebijakan pembangunan berbasis data. Efisiensi dan efektifitas pembangunan, tandasnya, sangat bergantung pada kualitas data yang menjadi dasar pengambilan kebijakan.
Baca Juga: Akademisi IPB Soroti Ketahanan Lingkungan Sebagai Upaya Harmonisasi Multikultural
“Forum Masyarakat Statistik adalah mandat Undang-Undang Statistik. Perannya strategis, karena merupakan wadah koordinasi dan komunikasi antara pengguna dan penghasil data (BPS). Sehingga, masukan dan kritik konstruktif dari forum ini kepada BPS akan berdampak terhadap kualitas data nasional yang menjadi dasar kebijakan pembangunan di setiap level pemerintahan Indonesia,” tukasnya.
Lebih lanjut, terkait perannya di FMS saat ini, Sofyan menjelaskan bahwa kepakarannya merujuk pada bidang sosiologi pembangunan desa. Menurutnya, salah satu kekurangan pada sistem pendataan nasional yang bertahan hingga saat ini adalah minimnya partisipasi warga di tingkat desa/kelurahan.
“Konsekuensinya, data tidak berakar dari tingkat terbawah, yaitu desa/kelurahan. Karena itu, saya akan mendorong perbaikan metode pendataan yang selama ini belum partisipatif dan masih parsial. Dalam hal ini, Data Desa Presisi yang saya inisiasi dan sudah diterapkan di ribuan desa di Indonesia merupakan tawaran solusi peningkatan kualitas data nasional,” ungkapnya.
FMS berisi pakar statistik, akademisi sekaligus praktisi yang ditujukan untuk memberikan masukan dan pertimbangan terkait kualitas data yang dihasilkan BPS. Pemikiran strategis dan inovatif dari para anggota FMS dinilai berdampak besar terhadap peningkatan kualitas data nasional dan perkembangan inovasi statistik.
Diketahui, selain pelantikan anggota baru, terdapat rangkaian agenda lain yang dihelat FMS di waktu yang sama (10/09), yaitu antara lain pemilihan Ketua FMS, pembentukan kelompok kerja, serta penyusunan agenda kerja periode 2025-2026. (WA/LAB. DDP)