CIREBON, Berifakta.com – Masyarakat Kabupaten Cirebon semakin berharap adanya perubahan nyata dalam sektor pendidikan seiring dengan kampanye politik calon bupati yang tengah berlangsung. Menurut Gus Dr. M. Habib Khaerussani, M.Pd., seorang pemerhati pendidikan dan pengasuh Pondok Pesantren Akmala Sabila, Cirebon, yang dikenal dengan tradisi keagamaannya, membutuhkan pemimpin yang memahami dan peduli terhadap pendidikan serta budaya lokal.
“Kita sering disuguhi janji-janji indah dari para calon pemimpin, namun dalam praktiknya, sering kali tidak ada realisasi yang terlihat di lapangan,” ungkap Gus Habib saat diwawancarai di kantornya. Ia menambahkan bahwa krisis kebersihan akibat praktik pungutan liar (pungli) dan sulitnya akses pendidikan yang merata merupakan masalah yang kerap diabaikan oleh para pemimpin.
Gus Habib menekankan bahwa program-program pendidikan yang diinisiasi oleh pemerintah daerah belum sepenuhnya menyentuh akar masalah di masyarakat. “Kesenjangan pendidikan antara lembaga-lembaga besar dengan yang sedang berkembang masih sangat terasa. Pendidikan yang merata adalah fondasi penting untuk membangun Cirebon yang lebih maju dan berakhlak mulia,” katanya.
Lebih lanjut, Gus Habib menyatakan bahwa calon bupati harus memberikan perhatian khusus kepada pondok pesantren dan sekolah-sekolah yang menjadi ujung tombak pencerdasan masyarakat. “Bupati yang terpilih kelak harus mampu memberikan kebijakan yang adil dan berkesinambungan, bukan hanya untuk lembaga besar, tetapi juga untuk lembaga kecil yang sedang berjuang,” tuturnya.
Ia juga menyoroti perlunya perhatian terhadap tunjangan guru dan infrastruktur pendidikan. “Guru-guru di sekolah swasta dan ustaz di pondok pesantren sering kali menerima tunjangan yang minim, meskipun mereka memiliki peran yang sangat penting dalam membangun moral dan kecerdasan masyarakat. Yang mereka harapkan adalah perhatian dan kepedulian dari pemimpin yang memikirkan nasib mereka,” tegasnya.
Dalam hal infrastruktur, Gus Habib menyampaikan, “Jalan-jalan menuju lembaga pendidikan, khususnya yang berada di pedesaan, masih banyak yang rusak parah. Ini menghambat akses siswa dan santri menuju sekolah mereka, yang berdampak pada kualitas pendidikan secara keseluruhan.”
Gus Habib berharap bahwa bupati yang terpilih nanti akan benar-benar memahami masalah pendidikan dan memberikan perhatian nyata kepada sekolah dan pondok pesantren. “Kita butuh pemimpin yang tidak hanya mengerti, tetapi juga siap bekerja untuk kesejahteraan bersama,” harapnya.
Ia mengingatkan masyarakat Cirebon untuk memilih dengan bijak, bukan hanya berdasarkan janji-janji, tetapi dengan melihat rekam jejak dan kesungguhan calon pemimpin dalam memajukan pendidikan. “Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa, dan pondok pesantren adalah benteng moral masyarakat. Kita berharap agar pendidikan di Cirebon dapat berkembang lebih baik di masa depan,” tutup Gus Habib. (*)