By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Berifakta.comBerifakta.com
  • News
    • Politik
    • Peristiwa
    • Pemerintah
    • Internasional
  • Regional
    • Jawa Barat
      • Cirebon
      • Indramayu
      • Purwakarta
      • Bandung Raya
    • Yogyakarta
    • Jawa Timur
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
  • Olahraga
    • Bola
    • Bulutangkis
  • Hiburan
    • Film
    • Musik
    • Seleb
  • Lifestyle
    • Health
    • Trends
  • Kolom
    • Opini
    • Khazanah
  • Job Vacancy
Cari
Health
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
Entertainment
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.
Reading: Pakar Korea Bicara K-Drama: Ketika Korsel Taklukkan Dunia dan Jadi Senjata Budaya Global
Share
Sign In
Notification Show More
Latest News
Irfan Sholahuddin Gozali: Pemuda yang Bergerak dengan Ilmu, Integritas, dan Pengabdian
26 November, 2025
Serial Kuliah Eurasia HI UMM 2025: Akademisi India Soroti Pengelolaan Keberagaman sebagai Modal Bersama
22 November, 2025
Prof. Chung Jon-Koon Tekankan Urgensi Komunitas Baru yang Menerima Perubahan dan Keberagaman
22 November, 2025
Family Playventure: Boardgame Land Ajak Keluarga Cirebon Eratkan Kedekatan Lewat Aktivitas Bermain
22 November, 2025
MI Tahfidz Alhaniif Raih Medali Perunggu di Olimpiade Bahasa Arab Nasional 2025
17 November, 2025
Aa
Berifakta.comBerifakta.com
Aa
  • News
  • Regional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Kolom
  • Job Vacancy
Cari
  • News
    • Politik
    • Peristiwa
    • Pemerintah
    • Internasional
  • Regional
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Timur
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
  • Olahraga
    • Bola
    • Bulutangkis
  • Hiburan
    • Film
    • Musik
    • Seleb
  • Lifestyle
    • Health
    • Trends
  • Kolom
    • Opini
    • Khazanah
  • Job Vacancy
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.
Berifakta.com > News > Pendidikan > Pakar Korea Bicara K-Drama: Ketika Korsel Taklukkan Dunia dan Jadi Senjata Budaya Global
Pendidikan

Pakar Korea Bicara K-Drama: Ketika Korsel Taklukkan Dunia dan Jadi Senjata Budaya Global

Redaksi
Redaksi 27 Mei, 2025
Share
3 Min Read

MALANG, Berifakta.com – Drama Korea (K-Drama) telah menjelma menjadi fenomena global yang tidak hanya menghibur, melainkan juga merefleksikan dinamika sosial, politik, dan budaya Korea Selatan. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Hee-seung Irene Lee, pakar media dan budaya Korea dari University of Auckland, Selandia Baru, dalam kelas kajian bertajuk “K-Dramas on Global Platforms: Cultural Narratives and Global Impacts”.

Kelas ini digelar sebagai bagian dari kolaborasi akademis Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan University of Auckland’s Strategic Research Institute (SRI) for Korean Studies yang didukung oleh Kementerian Pendidikan Republik Korea.

Dr. Lee memaparkan evolusi televisi Korea sejak pertama kali diperkenalkan pada 1956, dengan era 1990-an menjadi titik balik lewat gelombang Hallyu yang membawa K-Drama ke pasar Asia melalui tema universal seperti keluarga, ambisi, dan harmoni sosial. “Ekspor K-Drama tercatat melonjak signifikan, dari pendapatan 101,6 juta pada  2005 hingga menembus 561,3 juta di tahun 2022 Peningkatan ini didorong oleh platform streaming seperti Netflix yang memperluas jangkauan global,” urai Dr. Lee.

Berbagai genre K-Drama turut dibedah sebagai cerminan realitas sosial. Trendy drama seperti Business Proposal (2022) dan Crash Course in Romance (2023) menampilkan kehidupan urban yang glamor dengan fokus pada romansa komedi, meski tak lepas dari sorotan ketegangan kelas dan eksplorasi kebahagiaan individu. Sementara itu, Family Drama seperti Reply (1994) menggambarkan transformasi struktur keluarga Korea, memperlihatkan konflik antar-generasi dan idealisasi keluarga inti.

Di sisi lain, Workplace Drama seperti Misaeng: Incomplete Life (2014) mengkritik budaya korporat pasca-krisis IMF, sementara Hospital Playlist (2020) menonjolkan etos kerja profesional di bidang medis. Tak ketinggalan, Sageuk atau drama sejarah seperti Mr. Sunshine (2018) menghidupkan narasi masa lalu dengan menyertakan perspektif rakyat biasa dan kelompok marginal yang kerap terabaikan.

“Misaeng: Incomplete Life adalah kritik tajam terhadap budaya korporat Korea yang hierarkis, sementara Mr. Sunshine merekonstruksi sejarah kolonial dengan memberi suara pada rakyat biasa, sesuatu yang jarang dilakukan buku teks. Di sisi lain, Business Proposal justru mengkapitalisasi fantasi urban kaum muda tentang romansa dan mobilitas ekonomi, meski tetap menyelipkan satire tentang materialisme,” papar Dr. Lee.

Representasi gender dalam K-Drama juga menjadi sorotan. Dr. Lee menjelaskan dualitas antara norma konservatif—seperti romansa berbasis kelas dan pernikahan sebagai klimaks cerita—dengan tren progresif yang mengeksplorasi kebebasan seksual dan identitas gender non-biner, terutama dalam drama yang menyasar audiens muda. Platform streaming seperti Netflix disebut sebagai kunci penetrasi K-Drama ke pasar non-tradisional, dari Amerika Latin hingga Timur Tengah. Serial seperti When Life Gives You Tangerines (2025) dan The Glory (2022) membuktikan kemampuan K-Drama mengangkat tema kompleks sekaligus meraih audiens global.

“Namun, di saat bersamaan, kita masih melihat banyak cerita yang mengidealkan pernikahan sebagai happy ending—cerminan ambivalensi masyarakat Korea antara tradisi Konfusianisme dan gelombang feminisme generasi muda,” tambah Dr. Lee.

Dr. Lee menegaskan bahwa K-Drama bukan sekadar hiburan, melainkan cermin kompleksitas masyarakat Korea yang terus berubah. Dari layar kaca hingga dominasi platform digital, K-Drama telah menjadi medium soft power yang memproyeksikan nilai-nilai Korea ke panggung global. (*)

TAGGED: HI UMM
Redaksi 27 Mei, 2025
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Share
Previous Article Scott McTominay merayakan kemenangan Napoli di kandang sendiri usai bawa tim juara Serie A musim 2024/25. McTominay Jadi ‘Raja Lapangan’ Serie A 2025
Next Article Dari Alat Makan hingga Hallyu: Pakar Korea Ungkap Kunci Sejarah Korea dalam Kolaborasi UMM dan Auckland
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ikuti Kami

235.3k Followers Like
69.1k Followers Follow
11.6k Followers Pin
56.4k Followers Follow
136k Subscribers Subscribe
4.4k Followers Follow

Berita Lainnya

Irfan Sholahuddin Gozali: Pemuda yang Bergerak dengan Ilmu, Integritas, dan Pengabdian
News 26 November, 2025
Serial Kuliah Eurasia HI UMM 2025: Akademisi India Soroti Pengelolaan Keberagaman sebagai Modal Bersama
Pendidikan 22 November, 2025
Prof. Chung Jon-Koon Tekankan Urgensi Komunitas Baru yang Menerima Perubahan dan Keberagaman
Malang Pendidikan 22 November, 2025
Family Playventure: Boardgame Land Ajak Keluarga Cirebon Eratkan Kedekatan Lewat Aktivitas Bermain
Cirebon 22 November, 2025

Berita Lainnya

Pendidikan

Serial Kuliah Eurasia HI UMM 2025: Akademisi India Soroti Pengelolaan Keberagaman sebagai Modal Bersama

22 November, 2025
MalangPendidikan

Prof. Chung Jon-Koon Tekankan Urgensi Komunitas Baru yang Menerima Perubahan dan Keberagaman

22 November, 2025
CirebonPendidikan

MI Tahfidz Alhaniif Raih Medali Perunggu di Olimpiade Bahasa Arab Nasional 2025

17 November, 2025
Malang

Bahas Multikulturalisme di Asia, Dosen HI UMM Sebut Inklusi, Integrasi Sosial, dan Dialog Antarbudaya Jadi Kunci

12 November, 2025
Show More
Berifakta.comBerifakta.com
Follow US

© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?