MALANG, Berifakta.com – Berbeda halnya dengan kelompok kawasan lain yang merupakan benua dan sub kawasan, kelompok Korea Selatan merupakan satu-satunya kelompok kawasan yang berbentuk negara. Hal ini ialah salah satu hal unik dalam festival tersebut yang mengusung tema “Korean Culter in The Age of Globalizatition”
Sebelum diadakannya festival tersebut, kelompok kawasan Korea Selatan merupakan para mahasiswa yang tergabung dalam kelas khusus Kajian Kawasan Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kelas ini merupakan hasil kerjasama Prodi HI UMM dengan University of Auckland’s Strategic Research Institute (SRI) for Korean Studies yang turut didukung oleh Kementerian Pendidikan Republik Korea.
“Fokus pada Korea Selatan sebagai satu negara dalam kajian kawasan ini memungkinkan mahasiswa untuk melakukan studi yang lebih mendalam dan komprehensif. Korea Selatan menjadi model menarik karena perkembangan pesat negara ini dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi, teknologi, dan soft power melalui K-pop dan K-drama,” ujar Prof. Gonda Yumitro Ph.D selaku Ketua Prodi HI UMM.
Bimo Suryo Nugroho, ketua kelompok Korea Selatan, menuturkan bahwa kelompok Korea Selatan telah mempersiapkan diri sejak satu bulan lamanya. “Kalau persiapannya, sih, kira-kira satu bulan. Terasa lebih mudah karena hanya fokus pada satu negara, namun juga agak susah, karena harus mengelola kelompok dengan anggota 60 orang,” tutur Bimo.
Bimo, kerap ia disapa, mengungkapkan harapannya ada festival yang sama di tahun depan. “Semoga para partisipan bisa lebih heboh, meriah, dan antusias di acara ini. Soalnya acara ini ‘kan memang menjadi acara penutup semester empat dan kita harus all in pastinya,” urai Bimo.
Melalui pendekatan inovatif ini, Prodi HI UMM tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis, melainkan juga pengalaman praksis dalam memahami kompleksitas suatu negara. Festival tersebut menjadi bukti nyata bagaimana pendidikan di bidang Hubungan Internasional dapat menjembatani kesenjangan antara teori akademis dan realitas global yang dinamis. (*)