Dua penulis berbakat, Fathan Faris Saputro dan Rina Maulidia, resmi merilis novel terbaru mereka yang berjudul Di Balik Kereta. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Kaneomedia dan menawarkan kisah yang mendalam tentang cinta, pengorbanan, serta perjalanan hidup.
Di Balik Kereta mengisahkan perjalanan Mahika dan Arya, dua individu yang menemukan cinta di tengah ketidaksempurnaan hidup. Novel ini tidak hanya berfokus pada romansa, tetapi juga mengangkat tema pertumbuhan pribadi dan keteguhan dalam menghadapi berbagai rintangan.
Fathan Faris Saputro, alumnus S2 Universitas Muhammadiyah Surabaya sekaligus anggota Bidang Pustaka dan Literasi Kwarda HW Lamongan, mengungkapkan bahwa cinta adalah perjalanan yang melibatkan hati dan pikiran. “Melalui buku ini, kami ingin membawa pembaca menyelami kisah Mahika dan Arya, menunjukkan bahwa cinta sejati melibatkan pertumbuhan bersama serta keberanian menghadapi tantangan hidup,” ujarnya pada Rabu (19/2/2025).
Sementara itu, Rina Maulidia, alumna Universitas Negeri Malang, menambahkan bahwa setiap bab dalam novel ini merupakan perjalanan emosional yang mendalam. “Kami berharap pembaca dapat merasakan bahwa cinta sejati memiliki kekuatan untuk mengubah ketakutan menjadi keberanian dan keraguan menjadi harapan. Buku ini mengajak pembaca menjelajahi kedalaman hati manusia dengan segala keindahan dan kejujurannya,” tuturnya.
Terkait kolaborasi dengan Fathan Faris Saputro, Rina Maulidia mengungkapkan rasa senangnya bisa bekerja sama dengan sesama penulis yang memiliki visi yang sama. “Berkolaborasi dengan Faris adalah pengalaman yang luar biasa. Kami saling melengkapi dalam menyusun cerita ini, bertukar ide, dan menemukan cara terbaik untuk menghadirkan emosi dalam setiap halaman. Saya sangat menikmati proses ini,” kata wanita kelahiran Malang ini.
Di Balik Kereta merupakan ode untuk cinta yang tulus dan keberanian menghadapi dunia bersama, meskipun penuh dengan ketidakpastian. Novel ini diharapkan dapat menyentuh hati pembaca, menginspirasi, serta mengingatkan bahwa cinta sejati adalah tentang bertahan dan tumbuh bersama. (*)