MALANG, Berifakta.com – Bahasa Korea, dengan lebih dari 80 juta penutur di seluruh penjuru dunia, merupakan bahasa yang menyimpan sejarah panjang. Sebagai bahasa yang popularitasnya kian meningkat, bahasa Korea mencerminkan kebudayaan dan identitas dari bangsa Korea itu sendiri. Tata bahasa yang unik serta aksara Hangeul yang indah menjadikan bahasa Korea semakin menarik minat para penggemar bahasa dan budaya dari berbagai belahan dunia.
Demikian pengantar yang disampaikan oleh Dr. Nicola Fraschini dalam kelas Kajian Kawasan Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kelas ini merupakan hasil kerjasama Prodi HI UMM dengan University of Auckland’s Strategic Research Institute (SRI) for Korean Studies yang turut didukung oleh Kementerian Pendidikan Republik Korea.
Dalam kelas yang bertajuk “Korean Language from the Hangeul to North and South Korean Divisions”, Dr. Nicola menguraikan bagaimana kemunculan bahasa Korea di masa lampau.
“Sejarah panjang Bahasa Korea dibuktikan dengan adanya manuskrip bernama Idu. Manuskrip tersebut ditulis oleh Raja Sejong Agung dengan menggunakan aksara Hangeul selama satu tahun di abad ke-15,” papar Dr. Nicola.
Manuskrip kuno ini menandai tonggak bersejarah bagi perkembangan bahasa Korea. Diciptakan oleh Raja Sejong Agung dari Dinasti Joseon, aksara Hangeul memiliki 24 huruf dengan kombinasi bunyi yang sistematis. Aksara Hangeul dirancang khusus agar masyarakat Korea dapat membaca dan menguasai bahasa tulis mereka dengan mudah.
“Penciptaan Hangeul menjadi pencapaian bahasa yang luar biasa. Ini membuktikan bahwa Bahasa Korea telah menjadi bahasa modern sejak abad ke-15,” tegas Dr. Nicola. Setelah masa kejayaan, bahasa Korea kemudian mengalami perpecahan seiring terbaginya Semenanjung Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan setelah Perang Dunia II.
Melalui sejarah panjang dan perkembangannya, bahasa Korea membuktikan diri sebagai bahasa yang kaya, dinamis, dan berpengaruh di kancah global. Selangkah demi selangkah, bahasa Korea terbukti mampu melampaui batas-batas geografis dan mempersatukan para penggemar lintas budaya dari berbagai belahan dunia. (*)