MALANG, Berifakta.com – Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang kembali mengadakan praktikum kelas Kajian Kawasan dalam Hubungan Internasional pada Rabu (3/7) di Sengkaling Kuliner, Dau. Gelar praktikum yang biasa dikenal dengan nama Atmospheral ini merupakan hasil kolaborasi Prodi HI UMM, Lab HI UMM, beserta Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) UMM.
Praktikum yang bertajuk Atmospheral 2.0 ini mengusung tema “Exploring the World Heritage”. Di dalamnya, para mahasiswa dibagi menjadi sembilan kelompok besar yang mewakili berbagai negara dan kawasan, antara lain: Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Korea Selatan, Asia Timur, Eropa, dan Amerika. Setiap kelompok diwajibkan untuk menampilkan pertunjukkan terbaik mereka untuk mendapatkan nominasi seperti best performance, best tenant, best fashion show, dan best costume.
Kategori best performance dimenangkan oleh kelompok Kepulauan Pasifik yang mempersembahkan pertunjukkan drama yang bertajuk “Suku, Cinta, dan Darah”. Drama ini menceritakan tentang adanya praktik penjajahan yang menimpa negara-negara Kepulauan Pasifik. Kompleksitas cerita dikemas dalam alur drama yang sederhana sekaligus dibumbui dengan akting yang ciamik.
M. Feryan Perwira Yudha, selaku ketua kelompok Kepulauan Pasifik, menuturkan bahwa terdapat aspek filosofis serta historis dari drama yang kelompok mereka tampilkan. “Kalau melihat sejarahnya, kawasan Pasifik ini ‘kan juga menjadi target jajahan negara-negara besar dan menjadi tempat uji coba bom nuklir dari Amerika Serikat, Inggris, dan juga Prancis,” ungkap Feryan.
“Tidak hanya itu, cerita dalam drama ini juga sekaligus menyinggung praktik eksploitasi dalam perebutan hegemoni kawasan oleh Amerika Serikat dan Tiongkok. Para penjajah itu datang dengan pendekatan yang menarik simpati dan perhatian warga lokal, tapi di balik itu pasti ada maunya,” tambah Feryan.
Selain alur cerita yang filosofis serta dibalut dengan aspek historis, kualitas akting dari para pemain juga turut diacungi jempol. “Villain utamanya itu, loh, he literally stole the show,” ungkap Hafiq Alhaddad, selaku ketua HIMAHI UMM yang turut menyaksikan pentas drama ini.
Tidak hanya itu, Hafiq turut menyampaikan rasa terima kasihnya seluruh panitia, peserta, dan bapak/ibu dosen yang turut menyertai acara ini. “Acara ini bisa megah juga karena antusiasme peserta. Selain itu, acara ini juga menjadi sarana menjalin solidaritas teman-teman angkatan 2022,” urai Hafiq.
Pentas drama oleh kelompok Kepulauan Pasifik membuktikan bahwa materi dalam studi Hubungan Internasional juga bisa dikemas dalam bentuk drama populer yang filosofis untuk mempermudah audiens dalam memahami kompleksitas materi yang ada. (*)