Purwakarta, berifakta.com — Di tengah keterbatasan akses internet yang masih menjadi tantangan di wilayah terpencil, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Purwakarta menghadirkan solusi inovatif guna memperluas akses literasi. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat, tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi Mekatronika dan Kecerdasan Buatan (MKB) serta Pendidikan Sistem dan Teknologi Informasi (PSTI) mengembangkan “KutaBaca”, sebuah perpustakaan digital offline yang saat ini telah diimplementasikan di SDN 1 Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta.
Kegiatan ini mengusung tema “Implementasi Teknologi Perpustakaan Digital Offline sebagai Solusi Akses Informasi dan Penguatan Literasi di Daerah Terbatas Internet”, dan didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPI. Hal ini merupakan bagian dari komitmen UPI dalam mendorong pengembangan pendidikan berbasis teknologi di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Jadi Dosen UPI, Perkuat Kajian Linguistik
Inisiatif ini berangkat dari kondisi rendahnya tingkat literasi siswa, di mana banyak anak sudah mampu membaca namun masih mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan. SDN 1 Kutamanah sendiri berada di wilayah dengan akses internet yang sangat terbatas dan minim fasilitas pembelajaran digital. KutaBaca hadir sebagai solusi praktis agar siswa dapat mengakses lebih banyak bahan bacaan secara mandiri dan secara bertahap membiasakan diri memahami isi teks dengan lebih baik.

KutaBaca: Membaca Tanpa Internet
KutaBaca (singkatan dari Kutamanah Membaca) adalah aplikasi perpustakaan digital berbasis web yang dapat diakses melalui jaringan lokal tanpa memerlukan koneksi internet. Aplikasi ini memuat lebih dari 300 judul buku digital, mulai dari buku pelajaran, pengetahuan populer, hingga cerita anak. Akses ke KutaBaca tersedia di ruang perpustakaan dan kelas melalui perangkat komputer yang telah disediakan.
Fitur utama KutaBaca dirancang agar fleksibel dan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan koleksi sekolah, menjadikannya solusi yang efisien dan berkelanjutan bagi lingkungan belajar di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur digital.
Acil: Maskot Literasi Anak Kutamanah
Sebagai pendekatan edukatif yang menyenangkan, tim UPI juga memperkenalkan maskot “Acil” (Anak Cinta Literasi). Karakter ini menjadi simbol semangat membaca anak-anak di Kutamanah sekaligus mencerminkan komitmen mahasiswa UPI dalam mengembangkan teknologi yang ramah anak dan kontekstual dengan kebutuhan lokal.
Dukungan dari Berbagai Pihak

Ketua tim pengabdian, Ibu Liptia Venica, M.T., menyampaikan bahwa program ini merupakan kontribusi nyata UPI dalam mewujudkan pemerataan akses pendidikan dan peningkatan literasi.
“Kami percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan akses terhadap bahan bacaan yang berkualitas, tanpa terkendala kondisi geografis maupun keterbatasan teknologi. KutaBaca kami hadirkan sebagai jembatan literasi yang inklusif, dengan pendekatan teknologi yang mudah digunakan dan dapat diandalkan,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan program ini tidak terlepas dari semangat kolaboratif mahasiswa serta dukungan penuh dari pihak sekolah dan masyarakat.
Baca Juga: UPI Purwakarta Cetak Ahli Cloud Computing dengan Praktik Google Cloud
Sementara itu, Kepala SDN 1 Kutamanah, Ibu Pipih Setiawati, S.Pd., mengungkapkan rasa syukur dan antusiasme atas hadirnya KutaBaca di sekolah yang ia pimpin.
“Ini adalah sesuatu yang luar biasa bagi kami. Anak-anak sangat antusias menggunakan KutaBaca, dan guru-guru pun sangat terbantu dalam menyiapkan bahan ajar. Sebelumnya, kami sangat terbatas karena akses internet yang lemah dan ketiadaan perangkat komputer untuk menunjang pembelajaran. Sekarang, anak-anak bisa membaca dengan lebih leluasa dan nyaman. Semoga program seperti ini bisa terus berlanjut, bahkan berkembang ke sekolah-sekolah lain yang menghadapi tantangan serupa,” ujarnya.
Inovasi Teknologi untuk Pendidikan yang Inklusif
Kehadiran KutaBaca membuktikan bahwa teknologi tidak selalu harus bergantung pada internet untuk memberikan dampak positif. Dengan pendekatan yang inklusif, berkelanjutan, dan disesuaikan dengan kondisi lokal, program pengabdian ini mencerminkan semangat Tridharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Melalui dukungan LPPM UPI, UPI Kampus Purwakarta menegaskan peran strategisnya dalam membangun masa depan pendidikan Indonesia yang merata, adil, dan berbasis teknologi yang humanis.