Purwakarta, berifakta.com – Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Pedagogik, Kampus UPI di Purwakarta, mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dalam bidang pendidikan berkualitas melalui pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.
Kegiatan pengabdian ini mengusung pelatihan public speaking dengan tema “Pelatihan Public Speaking: Menjadi MC yang Profesional, Percaya Diri, dan Karismatik”, yang ditujukan kepada mahasiswa dari program studi kependidikan, khususnya calon guru.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui kolaborasi antara Prodi PGSD, Himpunan Mahasiswa PGSD (HIMA PGSD), serta Protokoler Bumi Siliwangi (Probumsil) UPI Purwakarta. Pelatihan berlangsung di Smart Classroom, Kompleks UPI Purwakarta, pada Selasa, 8 Juli 2025.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam berbicara di depan umum, menguasai teknik dasar public speaking yang efektif, serta memberikan pengalaman dan bekal bagi mahasiswa untuk menjadi calon guru yang profesional guna mendukung terwujudnya pendidikan berkualitas.
Baca Juga : Kesadaran Kekerasan Seksual di Kampus: Studi Kasus UPI Purwakarta
Sejalan dengan hal tersebut, Kaprodi PGSD, Dr. Neneng Sri Wulan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa public speaking merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh calon guru.
“Public speaking penting untuk dikuasai setiap orang, terutama guru, agar dapat menjelaskan ilmu dengan baik kepada peserta didik,” ujarnya.

Dalam sesi pematerian, Tiara Yogiarni, M.Pd., selaku narasumber, menjelaskan bahwa public speaking adalah keterampilan berbicara di depan umum untuk menyampaikan pesan secara efektif. Keterampilan ini sangat penting untuk menunjang profesionalitas guru di masa depan.
Baca Juga : UPI Purwakarta Cetak Ahli Cloud Computing dengan Praktik Google Cloud
“Sebagai mahasiswa calon guru, perlu memiliki soft skill public speaking, salah satunya menjadi MC. Sering kali guru dituntut untuk serba bisa dalam berbagai acara, termasuk menjadi MC,” imbuh Tiara.
Tiara juga menekankan bahwa seorang MC adalah pemimpin acara, sehingga harus cerdas secara emosional, bersikap tepat, dan mampu berbicara dengan baik.
“Menjadi MC tidak datang begitu saja, melainkan memerlukan latihan dan pengalaman. Meski fleksibel dan luwes, tanpa latihan dan kesempatan, tidak semua orang bisa dan siap menjadi MC,” jelasnya.
Baca Juga : UPI Purwakarta Gandeng Dosen Malaysia, Siap Jadi World Class University!
Dalam pematerian, Tiara membahas berbagai hal terkait: teknik dasar menjadi MC, peran MC, strategi mengatasi rasa gugup, serta cara menjadi MC yang profesional dan karismatik.
Salah satu peserta, Afifah, mengungkapkan alasannya mengikuti pelatihan ini. “Saya tertarik mengikuti pelatihan ini agar bisa lebih mendalami keterampilan menjadi MC, sehingga bisa saya terapkan baik di kampus maupun di masyarakat,” tuturnya.
Senada dengan itu, peserta lain, Salwa, mengungkapkan rasa antusiasnya. “Senang sekali bisa ikut pelatihan ini. Selain teori, kami juga mendapat kesempatan praktik menjadi MC satu per satu. Saya berharap pelatihan seperti ini bisa diadakan lagi karena sangat bermanfaat,” kata Salwa.