SURAKARTA, Berifakta.com – Pulau Bali, dengan segala keindahan alam dan kekayaan budayanya, menjadi destinasi yang tak terlupakan bagi siswa-siswi SMP Muhammadiyah 6 Plus Solo. Pada tanggal 6 hingga 10 Oktober 2025, sekolah melaksanakan kegiatan Study Tour ke Pulau Dewata, sebagai bagian dari pembelajaran di luar kelas yang sarat pengalaman dan nilai edukatif.
Perjalanan dimulai dari halaman sekolah menuju Pelabuhan Ketapang, sebelum akhirnya menyeberangi Selat Bali menuju pulau yang dikenal dengan sebutan Island of Paradise. Semangat dan keceriaan tampak terpancar dari wajah setiap peserta saat memasuki tanah Bali untuk pertama kalinya.
Petualangan hari pertama dimulai dengan kunjungan ke Tanah Lot, salah satu ikon wisata paling terkenal di Bali. Pura yang berdiri kokoh di atas batu karang di tepi laut menjadi pemandangan yang memukau. Suara deburan ombak yang menerpa karang dan cahaya matahari sore menciptakan panorama yang begitu indah dan menenangkan.
Di tempat ini, para siswa belajar tentang nilai spiritual masyarakat Bali serta pentingnya menjaga warisan budaya bangsa. Keindahan Tanah Lot meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta.
“Momen di Tanah Lot benar-benar berkesan. Kami merasa kagum melihat keindahan alam sekaligus kebesaran ciptaan Tuhan,” ujar salah satu peserta study tour dengan penuh semangat.
Perjalanan dilanjutkan menuju Desa Wisata Penglipuran, desa adat yang terkenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Begitu tiba di gerbang desa, suasana damai dan udara sejuk langsung menyambut rombongan. Rumah-rumah tradisional berjajar rapi dengan arsitektur khas Bali, memperlihatkan kearifan lokal yang masih dijaga turun-temurun.
Dari kunjungan ini, para siswa belajar tentang harmoni antara manusia, alam, dan budaya—sebuah nilai luhur yang menjadi pegangan hidup masyarakat Penglipuran.
Sore hari, rombongan menuju Pantai Kuta, destinasi wisata yang sudah mendunia. Hamparan pasir putih dan ombak yang bergulung indah menjadi pemandangan yang memikat. Beberapa siswa bermain air dan menikmati semilir angin laut, sementara yang lain sibuk mengabadikan momen menjelang senja.
Ketika matahari mulai tenggelam dan langit berubah warna keemasan, suasana terasa begitu magis. Hari pertama pun ditutup dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur.
Keesokan harinya, rombongan menyaksikan pertunjukan Tari Barong, tarian khas Bali yang sarat makna filosofis tentang pertarungan antara kebaikan dan kejahatan. Gerakan penari yang dinamis, kostum unik, dan alunan gamelan membuat suasana begitu hidup. Selain menghibur, pertunjukan ini juga memberikan pelajaran tentang keseimbangan hidup yang harus dijaga oleh setiap manusia.
Selanjutnya, rombongan mengunjungi Puja Mandala, kompleks lima tempat ibadah dari lima agama berbeda yang berdiri berdampingan di kawasan Nusa Dua. Di tempat ini, siswa-siswi belajar langsung tentang makna toleransi, kerukunan, dan persatuan dalam keberagaman.
“Melihat lima tempat ibadah berdiri berdampingan membuat kami sadar betapa indahnya hidup rukun meski berbeda keyakinan,” ungkap salah satu siswa kelas IX.
Destinasi berikutnya adalah Pantai Pandawa, surga tersembunyi di balik tebing kapur tinggi. Air lautnya yang jernih berpadu dengan hamparan pasir putih menciptakan suasana yang menenangkan. Banyak siswa bermain air, bersantai, dan menikmati keindahan alam yang luar biasa di pantai ini.
Perjalanan hari kedua ditutup di Garuda Wisnu Kencana (GWK), taman budaya megah yang menjadi salah satu kebanggaan Indonesia. Patung Dewa Wisnu menunggang Garuda yang menjulang tinggi tampak begitu gagah di bawah langit sore. Dari area GWK, pemandangan Bali terlihat luas dan menakjubkan. Siswa-siswi juga sempat berkeliling menikmati keindahan taman dan mengenal lebih dalam karya seni serta budaya Indonesia yang membanggakan.
Hari ketiga menjadi penutup perjalanan di Bali. Tujuan pertama adalah Joger, toko oleh-oleh terkenal dengan tulisan-tulisan lucu dan filosofis yang khas. Suasana ramai dipenuhi tawa siswa yang membaca papan-papan kata unik di dinding toko. Mereka membeli kaus, sandal, hingga cenderamata untuk keluarga di rumah.
Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Bedugul, kawasan pegunungan yang sejuk dan menenangkan. Di sana berdiri Pura Ulun Danu Beratan, pura yang tampak mengapung di atas permukaan Danau Beratan. Kabut tipis yang menutupi danau membuat suasana menjadi magis dan menenangkan.
Selama lima hari perjalanan, siswa-siswi SMP Muhammadiyah 6 Plus Solo tak hanya berwisata, tetapi juga belajar tentang nilai kehidupan, kebersamaan, dan rasa cinta terhadap budaya bangsa. Dari Tanah Lot hingga GWK, setiap langkah meninggalkan cerita dan kesan tersendiri.
Perjalanan ini bukan sekadar liburan, melainkan pengalaman belajar yang membuka mata bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya dan alam yang luar biasa. Rombongan akhirnya kembali ke Solo dengan hati gembira dan penuh kenangan indah pada Jumat, 10 Oktober 2025.
“Study tour ini memberi kami pelajaran berharga tentang kehidupan, kebersamaan, dan rasa bangga menjadi bagian dari Indonesia,” tutur salah satu guru pendamping menutup perjalanan kali ini. (*)