By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Berifakta.comBerifakta.com
  • News
    • Politik
    • Peristiwa
    • Pemerintah
    • Internasional
  • Regional
    • Jawa Barat
      • Cirebon
      • Indramayu
      • Purwakarta
      • Bandung Raya
    • Yogyakarta
    • Jawa Timur
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
  • Olahraga
    • Bola
    • Bulutangkis
  • Hiburan
    • Film
    • Musik
    • Seleb
  • Lifestyle
    • Health
    • Trends
  • Kolom
    • Opini
    • Khazanah
  • Job Vacancy
Cari
Health
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
Entertainment
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.
Reading: Eksplor Multikulturalisme di Malaysia, Akademisi UniSZA Malaysia Uraikan Sekat Sosial, Ketimpangan, dan Jalan Rekonsiliasi
Share
Sign In
Notification Show More
Latest News
Refleksi Sumpah Pemuda: Pemuda Purwakarta Menuju Indonesia Emas 2045
28 Oktober, 2025
Saudara Bomber Bom Bali Kupas Akar Radikalisasi dan Jalan Deradikalisasi di HI UMM: “Bukan Soal Penampilan, Melainkan Cara Pandang”
27 Oktober, 2025
Eksplor Multikulturalisme di Malaysia, Akademisi UniSZA Malaysia Uraikan Sekat Sosial, Ketimpangan, dan Jalan Rekonsiliasi
27 Oktober, 2025
Tamparan yang Mendidik: Antara Disiplin dan Sensitivitas Zaman
17 Oktober, 2025
Hadapi Mobilitas 8 Miliar Manusia, Prof. Gonda Yumitro Kupas Global Citizenship dan Multikulturalisme di Era Global
13 Oktober, 2025
Aa
Berifakta.comBerifakta.com
Aa
  • News
  • Regional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Kolom
  • Job Vacancy
Cari
  • News
    • Politik
    • Peristiwa
    • Pemerintah
    • Internasional
  • Regional
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Timur
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
  • Olahraga
    • Bola
    • Bulutangkis
  • Hiburan
    • Film
    • Musik
    • Seleb
  • Lifestyle
    • Health
    • Trends
  • Kolom
    • Opini
    • Khazanah
  • Job Vacancy
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.
Berifakta.com > News > Pendidikan > Eksplor Multikulturalisme di Malaysia, Akademisi UniSZA Malaysia Uraikan Sekat Sosial, Ketimpangan, dan Jalan Rekonsiliasi
Pendidikan

Eksplor Multikulturalisme di Malaysia, Akademisi UniSZA Malaysia Uraikan Sekat Sosial, Ketimpangan, dan Jalan Rekonsiliasi

Redaksi
Redaksi 27 Oktober, 2025
Share
3 Min Read

MALANG, Berifakta.com – Dalam kelas Multikulturalisme di Asia yang bertemakan “Multiculturalism in Malaysia: Experiences, Challenges, and Future Prospects”, Assoc. Prof. Dr. Suyatno Ladiqi, M.A., Ph.D. dari Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Malaysia, mengulas bagaimana perbedaan budaya di Malaysia, terutama di antara komunitas Melayu, Tionghoa, dan India; mewarnai kehidupan sosial warganya. 

Kelas ini merupakan hasil kerja sama Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan Eurasia Foundation.

Suyatno, sapaan akrabnya, menekankan bahwa interaksi antarkelompok merupakan kunci menjaga keharmonisan sosial di tengah keberagaman yang tinggi. “Keberagaman di Malaysia adalah kondisi sosial yang saya hadapi sehari-hari. Tantangannya bukan sekadar merayakan perbedaan, melainkan juga tentang bagaimana kita bisa mengelolanya agar menjadi kekuatan sosial,” ujar Suyatno.

Meski demikian, relasi antaretnis belum sepenuhnya mulus. Salah satu hambatan yang disorot adalah kecenderungan sebagian masyarakat untuk lebih banyak bergaul di dalam kelompok etnisnya sendiri. “Ketika ruang sosial makin terkotak-kotakkan oleh identitas, sekat-sekat itu menyempitkan kesempatan bertemu, berdialog, dan berkolaborasi lintas etnis,” jelasnya. Menurutnya, kondisi ini membatasi kemungkinan asimilasi atau pembauran budaya yang sehat dan setara.

Suyatno juga menyinggung dinamika perbandingan dengan Indonesia. “Dibandingkan Indonesia yang dalam banyak kasus menunjukkan pertemuan lebih cair di ruang publik, Malaysia masih bergulat dengan ruang-ruang interaksi yang terpisah,” katanya. Ia menilai pengalaman historis, kebijakan pendidikan, hingga ekologi perkotaan turut membentuk pola pergaulan yang cenderung homogen.

Di sisi lain, faktor kesenjangan ekonomi juga ikut memengaruhi kualitas interaksi antaretnis. Walaupun ketimpangan di Malaysia relatif lebih moderat dibandingkan Indonesia, perbedaan akses dan peluang antar kelompok etnis tetap terasa. “Ketimpangan ekonomi, meskipun tidak ekstrem, tetap dapat memicu rasa ketidakadilan. Itu sebabnya pemerataan akses terhadap pendidikan, pekerjaan layak, dan layanan publik harus menjadi prioritas,” tegas Suyatno.

Menjawab tantangan tersebut, pemerintah Malaysia mengusung berbagai kebijakan yang mendorong persatuan dan saling pengertian, salah satunya melalui inisiatif polarisasi pendidikan untuk mengurangi jarak sosial lewat dunia pendidikan. Program ini diharapkan membuka lebih banyak ruang perjumpaan lintas latar, mengikis stereotip, dan menumbuhkan empati sejak dini. “Sekolah dan kampus adalah laboratorium kewarganegaraan. Makin sering siswa dari beragam latar bertemu dan belajar bersama, makin besar peluang tumbuhnya rasa saling menghormati,” terang Suyatno.

Ia juga menegaskan bahwa Indonesia dan Malaysia sejatinya bisa saling belajar, bahwa Indonesia dapat mengadopsi pendekatan kebijakan pendidikan yang lebih terarah seperti di Malaysia, sementara Malaysia dapat menimba praktik keterbukaan ruang publik Indonesia yang mendorong pergaulan antaretnis menjadi lebih cair.

Ia menutup dengan penekanan bahwa masa depan multikulturalisme di Malaysia memerlukan sinergi negara dan masyarakat. “Kebijakan yang baik butuh partisipasi warga. Dengan regulasi yang inklusif, praktik pendidikan yang membuka ruang perjumpaan, serta komitmen komunitas, keragaman dapat bergerak ke arah yang lebih positif dan adil,” pungkasnya. (*)

TAGGED: HI UMM
Redaksi 27 Oktober, 2025
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Share
Previous Article Tamparan yang Mendidik: Antara Disiplin dan Sensitivitas Zaman
Next Article Saudara Bomber Bom Bali Kupas Akar Radikalisasi dan Jalan Deradikalisasi di HI UMM: “Bukan Soal Penampilan, Melainkan Cara Pandang”
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ikuti Kami

235.3k Followers Like
69.1k Followers Follow
11.6k Followers Pin
56.4k Followers Follow
136k Subscribers Subscribe
4.4k Followers Follow

Berita Lainnya

Refleksi Sumpah Pemuda: Pemuda Purwakarta Menuju Indonesia Emas 2045
Kolom 28 Oktober, 2025
Saudara Bomber Bom Bali Kupas Akar Radikalisasi dan Jalan Deradikalisasi di HI UMM: “Bukan Soal Penampilan, Melainkan Cara Pandang”
Malang 27 Oktober, 2025
Eksplor Multikulturalisme di Malaysia, Akademisi UniSZA Malaysia Uraikan Sekat Sosial, Ketimpangan, dan Jalan Rekonsiliasi
Pendidikan 27 Oktober, 2025
Tamparan yang Mendidik: Antara Disiplin dan Sensitivitas Zaman
Opini 17 Oktober, 2025

Berita Lainnya

Malang

Saudara Bomber Bom Bali Kupas Akar Radikalisasi dan Jalan Deradikalisasi di HI UMM: “Bukan Soal Penampilan, Melainkan Cara Pandang”

27 Oktober, 2025
NewsPendidikan

Hadapi Mobilitas 8 Miliar Manusia, Prof. Gonda Yumitro Kupas Global Citizenship dan Multikulturalisme di Era Global

13 Oktober, 2025
Pendidikan

Kelas Pindah ke Bali! Serunya Study Tour SMP Muhammadiyah 6 Plus Solo di Pulau Dewata

13 Oktober, 2025
Pendidikan

SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta Jelajah Dua Negara, 119 Siswa Ikuti Edutrip Internasional ke Singapura dan Malaysia

13 Oktober, 2025
Show More
Berifakta.comBerifakta.com
Follow US

© 2022 berifakta.com - All Rights Reserved.

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kirim Tulisan

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?